Saat ini yang kita rasakan adalah betapa banyaknya sekali firqoh, harokah, mazhab dan kelompok-kelompok Islam yang menyatakan dirinya semua paling benar, ia menyatakan dirinya paling Sunnah wal jamaah, tapi pada kenyataannya kita tidak bisa menemukan ketentraman dan kenyamanan berada di dalam lingkungan yang mereka buat.
Kita merasa terasing ketika kita berada dengan sesama orang Islam, sesama Muslim, tapi berbeda pandangan.
contoh real dari cerita penulis:
“ketika hari ini kami pergi ke salah satu masjid besar, megah, mewah yang berada di perumahan mewah pula, dengan niat untuk ifthar jama’i sampai dengan tarawih, tapi yang terjadi adalah begitu kami masuk ke dalam masjid dan mulai duduk di shaf terdepan karena shaf itu masih kosong, tiba-tiba beberapa orang mulai membentangkan sajadah mengusir kami dari tempat kami dan berkata,”ini sudah ada orangnya”.
padahal jelas-jelas orang itu membawa banyak sajadah kemudian diletakkan di tempat paling depan agar mereka mendapatkan shaf utama.
Tidak ada senyum dari mereka karena kami pendatang di situ tidak ada juga berjabat tangan dengan mereka bahkan seperti di indahkan saja. padahal ketika mereka bertemu dengan teman-temannya mereka berjabat tangan tersenyum dan sambil ngobrol. Alangkah anehnya. Itu semuanya sesuai dengan hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang menyebarkan salam.
Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:
“Kalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kalian tidaklah beriman sebelum saling menyayangi. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang kalau kalian kerjakan niscaya kalian akan saling sayang menyayangi? Yaitu sebar luaskan salam di antara kalian.” (HR Muslim)
Dalam hadits lainnya dengan redaksi yang berbeda, dari Abdullah bin Salam, Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai manusia tebarkan salam di antara kalian, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi, dan sholatlah ketika manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad)
Lantaran tidak tersebarnya salam dengan merata hanya untuk sebagian orang yang dikenal maka jauh sekali dari kesan Islam, padahal masjid itu sering sekali digunakan untuk membahas berbagai kajian tentang akhlak islami tapi kami lihat justru orang-orang di dalam masjid itu yang menjadi DKM maupun jamaah tetap di masjid itu tidak berakhlak, tidak memberikan sama sekali kenyamanan ketika pendatang datang ke situ, yang ada adalah rasa ashobiyah di antara mereka.
Sangat ironis sekali dengan apa yang sudah kita saksikan, kita baca dari mimpi-mimpi Muhammad Qosim yang diberitakan pada portal Gaza ataupun pada medsos Muhammadqosimpk dan medsos lainnya, bagaimana ketika Islam sejati itu muncul, orang dari berbagai pelosok dari berbagai belahan dunia seperti Asia Timur, Afrika, Amerika Selatan dan lain-lain dengan berbagai perawakan, yang tidak pernah saling mengenal sebelumnya, datang ke Pakistan diterima dengan tangan terbuka tanpa ada rasis tanpa ada ashobiyah tanpa ada perbedaan bisa duduk bersama bisa bekerja sama bisa saling bahu-membahu untuk membangun Islam kembali, itulah Islam yang sejati, rahmat dan berkah di mana-mana dengan penuh taburan salam dan kasih sayang.
Ada ukhuwah di mana-mana, tidak ada perbedaan satu sama lain Karena yang membedakan adalah iman dan taqwa, bukan karena Mazhab, bukan karena keturunan, bukan karena pakaian, bukan karena kedudukan, bukan karena jabatan, bukan karena harta dan bukan karena banyaknya anak.
Maka benarlah firman Allah dan hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa Islam terbagi menjadi 73 golongan dan hanya satu yang benar yaitu Islam sejati rahmatan lil alamin, yang mengedepankan tauhid dengan meninggalkan syirik dan bentuk-bentuknya yang terkecil sekalipun, berkasih sayang/ hormat pada yang tua dan yang muda, menjalankan perintah Allah sesuai apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasulnya. Dan islam yang sejati itu memang Allah turunkan kembali pada Muhammad Qosim bin Abdul Karim, Melalui mubasyirat dari Allah jala jalallahu dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Maha benar Allah, dan kami merindukannya ya Allah, kapankah Islam sejati itu terwujud ?
Penulis: Tanti