Translate :

Home / Uncategorized

Senin, 29 Juli 2024 - 14:20 WIB

Kesalahan Argumentasi Uzma

Setelah Uzma (Dr ust.Zulkifli Muhammad Ali) melakukan pertemuan dan bertabayyun secara langsung kepada sayyid Muhammad Qasim, hal yang sangat mengagetkan dari hasil pertemuan tersebut, yaitu beliau justru masih tetap keukeuh(Mempertahankan) pendapatnya terkait pandangan terhadap Imam mahdi. Bahkan di akhir acara pertemuan tersebut, Uzma sempat menegaskan kembali dengan memberikan sebuah pernyataan tentang sayyid Qasim sekaligus memberikan argumen yang menguatkan pandangannya terkait imam mahdi. Lantas, benarkah argumen yang beliau sampaikan?

Di akhir acara pertemuan tersebut Uzma ber-argumen “Mimpi di akhir zaman, boleh untuk didengarkan namun tidak boleh untuk jadi ikutan karena sudah menjadi ijma’.” Sekilas argumen tersebut terdengar bijak dan terkesan benar, namun apabila kita tela’ah dan teliti, justru argumen tersebut merupakan sebuah kesalahan yang fatal. Kesalahan tersebut karena di pandang dari beberapa sisi diantaranya yaitu:

Pertama, dari sisi aqli.
Secara logis, terjadi sebuah kesalahan dalam argumen tersebut, bagaimana tidak, sebab argumen tersebut secara keseluruhan sangat tidak nyambung. Disatu sisi Uzma mengharuskan (boleh) mendengarkan (percaya) Mimpi yang terjadi di akhir zaman, namun disisi lain Uzma melarang mimpi di akhir zaman untuk di ikuti. ini artinya seolah-olah Uzma melarang untuk percaya(mendengarkan) mimpi-mimpi yang terjadi di akhir zaman(Mubasyirot).

Dengan kata lain, percaya(yakin) kepada seruan Allahﷻ di dalam Mubasyirat, namun seruan Allahﷻ tersebut tidak untuk di ikuti. bagaimana mungkin hal tersebut dapat terjadi? padahal islam sendiri justru mengajarkan, ketika seseorang telah menyatakan beriman kepada Allahﷻ maka sudah menjadi satu paket untuk tunduk serta patuh secara totalitas terhadap seruan-seruan Allahﷻ. Begitupula dengan keyakinan terhadap Mubasyirot, Tentu sudah menjadi satu paket pula untuk percaya dan yakin terhadap isi dari mubasyirot tersebut. dengan kata lain, Beriman kepada Allahﷻ, ikuti seruannya. yakin terhadap Mubasyirot, ikuti petunjuknya. Dan sebaliknya justru menjadi suatu hal yang sangat aneh, ketika seseorang telah beriman kepada Allahﷻ namun tidak mengikuti seruan-seruan-NYA. begitupula dengan orang yang meyakini Mubasyirat, namun tidak mengikuti petunjuknya.

Baca Juga:  Gaza Dan Persiapan Perubahan Geopolitik

Kedua, dari sisi naqli.
Secara dalil naqli, tentu sudah sangat jelas sekali ditemukan banyak riwayat ataupun hadist yang menjelaskan tentang mubasyirat atau mimpi yang akan terjadi di akhir zaman yang akan di alami oleh umat islam. diantara salah satu hadist dari sekian banyak hadist tentang mubasyirat yaitu Dari abu Hurairah Radhiyallahu, Rasulullah ﷺ bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ تَكْذِبُ رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ وَمَا كَانَ مِنْ النُّبُوَّةِ فَإِنَّهُ لَا يَكْذِبُ

Rasulullahﷺ bersabda: “Jika zaman semakin mendekat, mimpi seorang mukmin nyaris tidak bohong, dan mimpi seorang mukmin adalah satu bagian dari empat puluh enam bahagian kenabian, dan apa yang berasal dari kenabian tentu tidaklah bohong.” (Sahih Bukhari. 6499)

Dalam redaksi hadist tersebut, disebutkan bahwa mimpi seorang muslim/mukmin di akhir zaman merupakan satu bagian dari kenabian atau wahyu. sedangkan wahyu tidak akan mungkin(mustahil) berbohong sebab wahyu berasal dari Allahﷻ. Ini artinya, yakin terhadap mubasyirat merupakan suatu keharusan dalam islam, bahkan tidak hanya sekedar meyakini saja, akan tetapi harus pula mengikuti petunjuk yang terdapat dalam mubasyirat. Bahkan Syaikh Abdul Ghani al-Nabulisi berkata “Barangsiapa yang tidak mempercayai mimpi yang baik dan benar” R’uya al-Shaliha pastinya tidak beriman dengan Allah dan Hari Kiamat.”(Nabulisi, Ta’teer al-Anaam fi tafseer al-Ahlaam Muqaddama hal. 3).

Baca Juga:  PD3 Segera Terjadi, Indonesia Yang Jadi Pelopor Kebangkitan Islam Dunia

Argumen Uzma yang melarang mengikuti petunjuk dari Mubasyirot terbantahkan secara dalil naqli, sebab dengan tidak mengikuti petunjuk mubasyirat, artinya sama dengan tidak yakin/percaya terhadap mubasyirat. sedangkan ketidak yakinan terhadap mubasyirat, hal ini justru menyelisihi dalil-dalil naqli terkait mubasyirat itu sendiri. dengan kata lain, mendustakan sesuatu yang menjadi bagian dari wahyu.

Ketiga, dari sisi Mubasyirat.
Secara mubasyirat, Sudah sangat jelas sekali di dalam banyak mimpi yang di alami sayyid Qasim, yang justru menunjukkan bahwa beliaulah sosok Almahdi yang ditunggu-tunggu oleh umat selama ini. dengan kata lain, Muhammad qasimlah calon Imam Mahdi yang telah di khabarkan oleh baginda nabiﷺ 1400 tahun yang lalu. bahkan mimpi-mimpi yang menunjukkan Sayyid Qasim calon Imam mahdi, tidak hanya dialami oleh sayyid Qasim saja, akan tetapi di impikan pula oleh banyak kalangan umat islam lainnya yang menunjukkan bahwa sayyid Qasimlah Almahdi yang sebenarnya. Dan hal ini menjadi bukti sekaligus menguatkan akan mimpi-mimpi yang di alami oleh sayyid Qasim sendiri. Dengan demikian secara otomatis, argumen Uzma sendiri telah terbantahkan melalui sisi mubasyirat itu sendiri yang merupakan petunjuk Allahﷻ secara langsung yang terjadi di akhir zaman.

Wallahu A’lam

Baca Juga

Uncategorized

Putra Bani Tamim Sosok Yang Sama Dengan Al Harits Bin Harats

Uncategorized

Pendapat Sebagian Kalangan Mimpi Bukanlah Sumber Hukum Dalam Islam

Uncategorized

Menjawab Uzma Bagian 1 || Penggiringan Opini Ustadz Akhir Zaman

Uncategorized

Mengenal Al Mahdi Adalah Orang Yang Jujur

Uncategorized

Ciri-ciri Muhammad Qasim Persis Seperti Al Mahdi Dalam Hadits

Uncategorized

Kelompok Yang Berani Memerangi Dajjal

Uncategorized

Kemunculan Ahli Ashabul Kahfi Di Ujung Akhir Zaman

Uncategorized

Maraknya Prostitusi (Perzinaan) Sebagai Tanda Akhir Zaman