بسم اللہ الرحمن الرحیم
Alhamdulillah, momen hangat tercipta saat Tim GAZA (Ketua GAZA Kang Diki Candra dengan rekannya Muhammad Faris) sedang menjalani aktivitas bersama Sayyid Muhammad Qasim. Tepatnya pada tanggal 20 oktober 2021, momen akrab tersebut tercipta saat mereka berjalan bersama pada malam hari menyusuri kota Lahore, Pakistan.
Dalam momen ini Kang Diki, Muhammad Faris, Sayyid Qasim dan para sahabatnya berjalan bersama sambil saling memijat satu sama lain. Terlihat pula mereka saling bercanda tawa dan bermain seperti halnya sahabat yang sudah sangat akrab dan saling mengenal lama.
Tujuan kedatangan GAZA
Kedatangan perwakilan GAZA yang sedari awal memiliki tujuan ingin mengenal lebih dekat sosok Sayyid Muhammad Qasim bin Abdul Karim dan mengetahui bagaimana keseharian beliau nyatanya semakin dibuat takjub.
Bagaimana tidak, ternyata sosok Muhammad Qasim merupakan sosok yang sangat sederhana dan apa adanya. Beliau tidak membuat-buat dirinya sebagai sosok yang alim dan mencitrakan dirinya dengan hal-hal istimewa. Padahal mungkin bagi sebagian orang jika dianugerahi keistimewaan, ia akan mem-branding dirinya dengan keistimewaan itu, baik itu dari cara bersikap, bertutur kata, atau bahkan cara berpakaian.
Alhamdulillah, pada kesempatan unik ini, Kang Diki menyampaikan bahwa ia semakin mengenal sifat-sifat asli Muhammad Qasim bin Abdul Karim. Dan beliau (Kang Diki) semakin meyakini bahwa Muhammad Qasim adalah calon Imam Mahdi yang sebenarnya.
Selama di Pakistan, kang Diki menyampaikan bahwa beliau benar-mengenal karakter Muhammad Qasim, yang mana menurut Kang Diki, sosok Muhammad Qasim benar-benar memiliki sifat yang menjadi syarat sebagai seorang utusan.
“Beliau Itu Shiddiq, yakni Benar dan selalu berkata jujur. Amanah, dapat di percaya dan tidak pernah mengingkari sesuatu. Tabligh, beliau menyampaikan Al Mubasyirat kepada seluruh Ummat. Fathanah, beliau pandai, cerdas dan bijaksana. 4 perkara ini adalah Sifat wajib bagi para Nabi dan Juga Bagi Al-Mahdi.” jelas Kang Diki kepada gazadreamsqasim.com
Kang Diki juga menjelaskan bahwa yang membedakan antara Nabi dan Al-Mahdi adalah apa yang mereka bawa.
“Bedanya, kalau Nabi Menyampaikan Wahyu, sedangkan Al-Mahdi itu menyampaikan Al Mubasyirat. Dua-duanya sama-sama dari Allah SWT. Makanya hadits menyebutkan bahwa Ar-Ru’yah Ash-Shadiqah itu merupakan bagian dari pada kenabian. Sebab tidak ada dusta di dalamnya. Kecuali mimpi yang tidak memiliki makna di dalamnya (tidak memiliki tafsir/takwil).” tutup Kang Diki.