Dalam sebuah riwayat hadits di jelaskan, Imam Mahdi akan di baiat oleh orang-orang dari timur dan akan di islah dalam waktu semalam. Dalam memahami pengertian kalimat tersebut ternyata banyak Ulama yang salah penafsiran. Tetapi saat ini Al Mahdi sudah di temukan, dan Bersiap Tersesat Jika Mengikuti Penafsiran Mayoritas Ulama Tentang Pembaiatan Al Mahdi. Lalu dimana letak kesalahan penafsirannya?
Dalam salah riwayat Ibnu Katsir menjelaskan, tentang bendera hitam yang dibawa al-Mahdi dan siapa pendukungnya.
ويؤيدهبناسمنأهلالمشرقينصرونهويقيمونسلطانهويشدونأركانهوتكونراياتهمسوداءأيضاوهوزيعليهالوقارلأنرايةرسولاللهصلىاللهعليهوسلمكانتسوداءيقاللهاالعقاب
“Beliau didukung oleh masyarakat dari timur, menegakkan kekuasaannya, memperkuat pasukannya, dan bendera mereka saat itu pun berwarna hitam, yang melambangkan kerendahan hati. Sebagaimana bendera Rasulullahﷺ dahulu berwarna hitam, yang bernama al-‘Uqaab.” (an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, 1/54 – 56).
Kedua, hadis dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَهْدِىُّمِنَّاأَهْلَالْبَيْتِيُصْلِحُهُاللَّهُفِىلَيْلَةٍ
Al-Mahdi termasuk golongan kami, ahli bait, Allah memperbaikinya dalam semalam. (HR. Ahmad 655, Ibnu Majah 4223, dishahihkan Ahmad Syakir dan dinilai Hasan oleh al-Albani).
Hadits tersebut menjelaskan, bahwa bendera pendukung Al Mahdi berwarna hitam dan bertuliskan kalimat Tauhid. Hal itu menegaskan bahwa pendukung yang akan membaiat Imam Mahdi nanti adalah umat yang mengusung kalimat Tauhid, yaitu menegakkan tauhid dan mengajak umat agar terbebas dari kesyirikan.
Sedangkan pembaiatan di lakukan oleh masyarakat dari timur, saat ini sudah di ketahui bahwa pendukung Al Mahdi mayoritas adalah orang-orang Asia yaitu : Indonesia, Malaysia, bangladesh dan sebagian orang Pakistan.
Sangat tidak masuk akal jika Imam Mahdi di baiat oleh orang-orang yang tidak saling mengenal seperti pernyataan para ulama kebanyakan. Bagaimana mungkin Al Mahdi sosok yang tak di kenal dan pendukungnya tidak saling mengenal tiba-tiba memaksa seseorang untuk di jadikan pemimpin. Sedangkan manusia adalah makhluk berakal. Tidak mungkin mereka melakukan sesuatu tanpa ada pengenalan dan perencanaan terlebih dahulu.
Mustahil manusia langsung bergerak seperti robot yang di kendalikan tanpa ada kepahaman dan pengenalan sebelumnya tentang sosok yang akan di paksa untuk di baiat, apalagi di jadikan pemimpin dunia, itu jelas-jelas tidak masuk akal. Manusia adalah makhluk yang selalu berfikir sebelum melakukan sesuatu.
Dari kesimpulan yang bisa di ambil dari riwayat hadits dan kenyataan yang terjadi saat ini, Al Mahdi akan di baiat oleh orang-orang timur Asia, yang terdiri dari beberapa negara, yaitu: Indonesia, Malaysia, Bangladesh dan sebagian orang Pakistan. Bisa jadi beberapa orang pendukungnya dari negara lain ikut juga membaiat. Mengingat saat ini pendukung Al Mahdi berasal dari orang-orang di seluruh dunia yang di beri petunjuk langsung oleh Allahﷻ.
Mereka adalah Orang-orang yang beriman dan beramal baik, yang dekat derajatnya dengan Allahﷻ yang lulus ujian dalam proses penyaringan pasukan-pasukan terbaikNya. Juga ada beberapa Ulama dan cendekiawan (orang-orang cerdas) Islam. Serta pemimpin Muslim yang adil dan bijaksana. Karena sangat mustahil pembaiatan Al Mahdi akan di lakukan oleh kelompok kecil yang tidak memiliki kekuatan. Pendukung Al Mahdi harus di dukung oleh sebuah pemerintahan yang kuat untuk melawan negara-negara berkuasa yang selama ini tidak menegakkan keadilan Sesuai syariat Islam.
Sementara saat ini sudah sangat jelas sekali siapa calon Imam Mahdi tunggal yang akan di baiat. Dia adalah seorang pemuda dari Lahore Pakistan keturunan Nabi Muhammadﷺ yang bernama Muhammad Qasim. Dirinya akan di Islah dalam waktu semalam, karena memang kondisinya sekarang bukanlah termasuk orang yang alim seperti yang di tafsirkan para ulama selama ini.
Muhammad Qasim adalah seorang pemuda biasa yang masih banyak melakukan salah dan dosa. Namun disisi lain dia mempunyai keistimewaan sebagai orang yang di beri petunjuk oleh Allahﷻ tentang mubasyirat akhir zaman. Selain itu dirinya sering di beri mimpi istimewa bertemu dengan Allahﷻ dan Rasullullahﷺ sampai ratusan kali. Itu artinya, Tauhid yang dimiliki sudah terbentuk sejak kecil, di murnikan langsung oleh Allahﷻ melalui mimpi hingga terbawa pada perilakunya dalam kehidupan nyata. Dia hanya membutuhkan Allahﷻ sebagai sandaran utama, bukan makhluk.
Namun masih banyak sebagian umat yang tidak mempercayai bahwa Muhammad Qasim adalah Al Mahdi yang di maksud. Padahal fitnah Dajjal akan terus berusaha mengecoh keadaan, agar terlihat kabur antara yang benar dan salah. Suatu saat menjelang waktu pembaiatan, bisa jadi Dajjal akan memunculkan Al Mahdi palsu untuk mengecoh dan menyesatkan mayoritas umat Islam. Hanya orang-orang yang cerdas dan terhubung dengan Allahﷻ yang bisa mengetahui kebenaran. Apakah anda salah satunya?
Wallahu a’lam bisshowab