Uzma merupakan nama tenar seorang tokoh agama terkemuka, Beliau adalah Ust. Zulkifli Muhammad Ali, Nama beliau cukup terkenal khususnya dikalangan umat islam. Beliau dikenal sebagai Ustadz akhir zaman dikarenakan beliau senantiasa eksis memberikan kajian-kajian seputar akhir zaman terutama terkait imam mahdi, baik di media sosial ataupun secara langsung di majlis-majlis ta’lim.
Tidak sedikit pernyataan beliau yang terkait dengan Muhammad Qasim Bin Abdul Karim, Yang menyatakan bahwa Muhammad Qasim tidak sesuai dengan kriteria Imam Mahdi.
Menanggapi hal tersebut, Raden Diki Candra Purnama sebagai ketua Majlis Gaza memberikan tanggapan yang berupa bantahan terhadap pernyataan Uzma tersebut dengan beberapa poin terperinci.
Kang Diki memberi tahukan bahwa dalam sebuah mimpi yang di alami oleh seorang helper, Allahﷺ marah kepada kedua orang tokoh agama terkemuka yakni Ust. Zulkifli Muhammad Ali serta Ust. Rahmat Baiquni. Kemarahan Allahﷻ di sebabkan karena kedua tokoh tersebut justru malah menjadi penghalang umat untuk mendapatkan hidayah supaya percaya kepada Al-mahdi yang sesungguhnya. Kang diki melanjutkan, Inilah alasan kenapa saya berani tunjuk hidung langsung dan menyebut nama mereka berdua secara langsung.
Adapun dalam memberikan tanggapan terhadap pernyataan Ust. Zulkifli Ali, Kang Diki mengatakan, Uzma ini sudah sangat sering memberikan pernyataan tentang Muhammad Qasim, namun sangat disayangkan karena beliau tidak pernah membawakan satu dalilpun, padahal kami senantiasa menyertakan dalil-dalil dalam membuktikan kebenaran Muhammad Qasim sebagai Al-mahdi.
Kang Diki melanjutkan, Diantara salah satu pernyataan Uzma tentang muhammad Qasim yaitu Bahwa nama Muhammad Qasim tidak sama/sesuai dengan nama Nabi Muhammadﷺ dengan alasan berbeda nama ayahnya. yaitu antara Abdul Karim dengan Abdullah. Padahal, jika mau jujur dan menerima kebenaran, baik Abdul karim ataupun Abdullah bukanlah nama Imam Mahdi, akan tetapi nama Bapaknya. Sedangkan Nama Imam Mahdi adalah Muhammad. Bukankah nama Muhammad Qasim sama dengan Nama baginda Nabiﷺ? Yakni sama-sama Muhammad?. bahkan kita sering menyampaikan bahwa baginda Nabiﷺ itu banyak nama dan julukannya. sebab di kalangan bangsa arab sendiri pada waktu itu, banyak nama dan sebutan serta julukan sudah menjadi kebiasaan. Baginda Nabiﷺ sendiri memiliki nama kuniyah yaitu Abu Al-Qasim. dan tentunya ini merupakan suatu kemiripin atau presisi antara Muhammad Qasim dengan Baginda Nabiﷺ.
Poin berikutnya, Ust. Zulkifli Ali menyatakan bahwa Muhammad Qasim bukan Almahdi sebab ia sudah tua, padahal Imam Mahdi di baiat pada usia 40 tahun.
Menanggapi pernyataan tersebut Kang Diki mengatakan, Kita tidak yakin bahwa beliau(Uzma) tidak tahu tentang banyak versi terkait kemunculan Al Mahdi sendiri. Saya yakin beliau tahu namun seolah-olah di tutup-tutupi. Diantaranya ada 4 versi kemunculan Al Mahdi, yang kesemuanya berdasarkan kepada dalil. Ke 4 versi tersebut yaitu ada yang menyebutkan kemunculan Al-mahdi diumur 30 sampai 40 tahun. Kemudian yang kedua diumur 40 tahun. Yang ketiga diumur 51, 52 tahun. dan yang keempat diumur 60 tahun. Padahal semua versi tersebut derajat haditsnya sama-sama lemah.
Kang Diki melanjutkan, Contoh dari riwayat versi pertama yaitu, “Abdullah bin Marwan menceritakan dari al-Haistam bin Abdurrahman dari orang yang menceritakan kepadanya dari Ali bin Abi Thalib berkata: Dia (Al Mahdi) diutus antara (umur) 30 sampai 40 tahun”.
Alhamdulillah ternyata betul Al Mahdi sudah menyampaikan beritanya sejak usia antara 30 sampai 40 tahun. Muhammad Qasim menyampaikan pertama kali berita dari langit itu tahun 2014, berarti antara 30 sampai 40 tahun. Di dalam kitab-kitab ulama semua menggaris bawahi kalimatnya “diutus” bukan “dibaiat”.Berarti benar, Muhammad Qasim sudah diutus oleh Allah. Bukti diutus apa? “Menyampaikan pesan dari Allah melalui mimpi dari Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ “ dan setelah mimpi bertemu dengan Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ, pasti tubuhnya bersaksi. Dan mimpinya itu adalah suatu kebenaran yang tidak bisa dilakukan, dikhayalkan oleh dirinya sendiri ataupun oleh syetan.
Kemudian Contoh dari riwayat versi kedua yaitu, “Al-Walid menceritakan dari Sa’id dari Qotadah dari Abdullah bin al-Harits berkata: al-Mahdi akan keluar (diutus) pada umur 40 tahun”.
Muhammad Qasim sendiri pertama kali muncul di publik yakni di media Pakistan menyebarkan mimpinya, menyebarkan kalam Allah di usia 39 tahun lebih. Bukankah justru inipun sangat sesuai?
Lalu Contoh dari riwayat versi ketiga yaitu, “Dari Samith dari ka’ab berkata: Al Mahdi (diutus) pada umur 51 atau 52”.
Lantas Kapan pembai’atannya akan terjadi? “Muhammad Qosim dibai’at diumur 51 atau 52 pada tahun 2027 atau 2028 di Mekkah, setelah ba’da subuh, in syaa Allah”. Dan sekali lagi Gaza menegaskan, “Gaza hanya menganalisa dan mengira-ngira waktunya sesuai dengan petunjuk mubasyirat, sebagaimana mimpi seorang raja dimasa lalu yang ditafsirkan oleh nabi Yusuf As. Dan untuk waktu tepatnya, tentu saja hanya Allahﷻ yang tahu”.
Adapun contoh dari riwayat versi keempat yaitu, “Dari Jarah dari Arthaah berkata: Al Mahdi diutus pada 60 tahun”. Keempat riwayat di atas dapat dilihat dalam karya an-Nu’aim pada kitab Al-Fitan bab Sifatul Mahdi hal 226-227. Dan Analisa Majlis Gaza sendiri bahwa “Muhammad Qosim (Imam Mahdi) pada umur tersebut melawan Dajjal laknatullah, insya Allah.
Kang Diki Melanjutkan, UZMA seharusnya bisa menempatkan Al Mahdi sesuai konteks dan waktunya, apa yang UZMA sampaikan itu benar, namun konteksnya yaitu nanti setelah Al-mahdi di di bai’at. Sedangkan Sebelum dibaiat, Al Mahdi penuh dengan kekurangan, oleh karena itulah dia akan di “Islah” dalam satu malam, sesuai dengan hadistnya. bahkan Imam Ibnu katsir menyampaikan bahwa yang dimaksud dari ‘yushlihu’ (memperbaiki) dalam hadist tersebut adalah: “Maksudnya yaitu Allah SWT memberikan ampunan kepadanya, menuntunnya, dan memberikan ilham kepadanya, serta mengarahkanya, setelah dia tidak seperti itu”.
UZMA selama ini belum pernah bartabayyun terhadap Muhammad Qosim, baik bertemu langsung ke Pakistan atau bertanya kepada Majlis Gaza. Padahal Majlis Gaza dari dulu sudah mengajak UZMA dan ustadz-ustadz lainnya untuk bertabayyun. Oleh karena demikian, mereka ustadz-ustadz tersebut, sejatinya banyak salah paham dalam menyimpulkan terkait sosok Muhammad Qasim. Mereka hanya sekedar mengkaji dan mencari informasi melalui media sosial saja. Ujar kang Diki menutup pembicaraan.
Untuk melihat pernyataan kang Diki silahkan simak link YouTube berikut