Harta Karun akhir zaman
Jika kita mengartikan apa itu harta karun pasti ekspektasinya adalah harta yang terpendam yang tersembunyi berupa emas, berlian batu mulia, perak dan harta benda berharga lainnya. Sementara harta Karun yang dimaksud Berdasarkan mimpi Muhammad Qosim (Al Mahdi), yang akan mengembalikan Islam seperti Islam sejati seperti di zaman Baginda Nabi Muhammad SAW adalah ” orang yang mengenal Allah SWT”.
Maa syaa Allah, sangat mencengangkan, karena muslim di dunia ini sangat banyak hampir 1,5 miliar jumlahnya, tapi saat akhir zaman ini disebut sebagai harta Karun adalah orang yang mengenal Allah SWT, Lalu kemana miliaran muslim itu ? Bukankah setiap muslim itu seharusnya mengenal Allah SWT sebagai Rabb yang menciptakan dirinya dan semua makhluk hidup di alam raya ini ?
Sebuah hal yang sangat miris dan merinding, mendengar dan menjawabnya. Itukah tanda kemunafikan dan kefasiqan yang tidak dirasakan oleh pribadi muslim sebagai umat Islam ? Oleh karena itukah mukmin itu sedikit jumlahnya ? Oleh karena itukah orang yang membela dan mengikuti Al Mahdi Muhammad Qasim amat sangat sedikit ? Bahkan yang membaitnya hanya kisaran 313-315 orang (sesuai hadist ) ? Astaghfirullah. Celakalah bagi orang yang tak mengenal Allah dan alhamdulillah, beruntung lah bagi orang yang mengenal Allah di akhir zaman ini…
Bismillah, Allah pilih kita menjadi harta Karun diakhir zaman. Aamiin
Apakah ciri dan tanda seorang yang mengenal Allah itu ? Dikutip dari https://buletin.muslim.or.id/
sebagian ciri-ciri atau indikasi dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta keterangan para ulama terdahulu yang dapat kita jadikan sebagai pedoman apakah kita sudah benar-benar mengenal Allah.
1. Orang yang mengenal allah merasa takut kepada-nya
Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu saja.” (Q.S. Fathir: 28)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “…Ibnu Mas’ud pernah mengatakan, ‘Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan.’ Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan/ma’rifah yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya. Oleh sebab itu, orang yang paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah di antara mereka.
Barangsiapa yang mengenal Allah, niscaya akan menebal rasa malu kepada-Nya, semakin dalam rasa takut kepada-Nya, dan semakin kuat cinta kepada-Nya. Semakin pengenalan itu bertambah, maka semakin bertambah pula rasa malu, takut dan cinta tersebut….” (Thariq al-Hijratain, dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/97].
Jika seorang hamba Semakin bertambah rasa malu, takut dan cinta kepada Allah yang menciptakannya, maka ia tidak akan pernah meminta kepada siapapun kecuali kepada Allah rabbul alaamiin. Ia juga takut dan tak akan berharap kepada siapapun makhluk, kecuali kepada Allah Rabbul alaamin. Dan ia juga akan Ikhlas menerima, berserah diri atas segala apapun yang dirasakan baik dan buruknya adalah terbaik buat dirinya karena cinta dan ridhonya kepada Allah Rabbul alaamin.
2. Ia mencurigai dirinya sendiri
Yakin bahwa allah mengawasi gerak-gerik diri bahkan hatinya.
Ibnu Abi Mulaikah -salah seorang tabi’in- berkata, “Aku telah bertemu dengan tiga puluhan orang Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan mereka semua merasa sangat takut kalau-kalau dirinya tertimpa kemunafikan.” (H.R. Bukhari secara mu’allaq).
Apakah pertanyaan ini kerap kita lontarkan pada diri kita ? Ya Allah apakah aku munafik dengan semua perbuatanku hari ni ? Aku begini dan begini hari ini …
Hendaknya kita bisa instrospeksi diri, mempertanyakan apa yang sudah kita lakukan agar terhindar dari semua sifat kemunafikan dan kefasikan. Amiin
Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi, “Wahai sang alim/ahli ilmu.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya orang yang alim itu adalah orang yang senantiasa merasa takut kepada Allah.” (dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/98]
Oleh karena itu kita harus menjaga hati pikiran lisan dan perbuatan dan senantiasa berdoa meminta kepada Allah rabbal alamin agar dijauhkan dari kemunafikan, kemungkaran, kekufuran, kefakiran, kefasikan, kejahilan, setelah allah berikan keislaman dan hidayah dalam kebenaran dan keberkahan ilmu.
Maka banyaklah berdoa berikut ini, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wahablana minladunka rahmatan innaka antal wahhab.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami dari Islam setelah Engkau beri hidayah kepada kami
doa dari kekufuran dan kemunafikan
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْكُفْرِ ، وَالْفُسُوقِ ، وَالشِّقَاقِ ، وَالنِّفَاقِ ، وَالسُّمْعَةِ ، وَالرِّيَاءِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sum’ah, dan riya’.”
Doa ini diriwayatkan oleh al-Hakim (1944) dan dishahihkan al-Albani.doa sahabat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu,
Beliau rajin membaca doa berikut,
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran… ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur… laa ilaaha illaa anta…
Sahabat Abu Bakar membaca ini diulang 3 kali setiap pagi dan sore. Ketika beliau ditanya alasannya, beliau mengatakan,
إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهِنَّ ، فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ
Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dengan doa ini, dan aku ingin meniru sunah beliau. (HR. Abu Daud 5092, Nasai 5482 dan dihasankan al-Albani).
3. Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Gerik Diri Bahkan Hatinya
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “..Begitu pula hati yang telah disibukkan dengan kecintaan kepada selain Allah, keinginan terhadapnya, rindu dan merasa tentram dengannya, maka tidak akan mungkin baginya untuk disibukkan dengan kecintaan kepada Allah, keinginan, rasa cinta dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya kecuali dengan mengosongkan hati tersebut dari ketergantungan terhadap selain-Nya. Lisan juga tidak akan mungkin digerakkan untuk mengingat-Nya dan anggota badan pun tidak akan bisa tunduk berkhidmat kepada-Nya kecuali apabila ia dibersihkan dari mengingat dan berkhidmat kepada selain-Nya. Apabila hati telah terpenuhi dengan kesibukan dengan makhluk atau ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat maka tidak akan tersisa lagi padanya ruang untuk menyibukkan diri dengan Allah serta mengenal nama-nama, sifat-sifat dan, hukum-hukum-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 31-32)
Sementara lihatlah diri kita sesibuk apa dan sesering dengan HP, pekerjaan, harta, wanita dan kekuasaan dan kemewahan dunia menyita waktu, rasanya tidak ada yang tidak berkutat hidupnya dari pagi sampai malam dengan HP. Maka wajar jika kita tidak mengawasi diri sendiri, padahal Allah merekam lebih canggih dari rekaman cctv semua perbuatan dan gerak gerik kita.. astaghfirullah …. Yuk kita mulai merubah diri agar kita bisa menghisap sebelum dihisab. Membiasakan berakhlak baik, berkata dengan sopan dan memperbaiki tingkah laku sesuai tuntunan Rasulullah SAW dan contoh Muhammad Qasim dalam beradab dengan manusia seperti dalam link berikut ini, https://youtube.com/shorts/gaTe1SRX1rg?si=LjLG1uZeagkek4cn
Senantiasa rendah hati agar terpelihara dari rasa sombong hingga kita bisa senantiasa senang bermuhasabah untuk memperbaiki diri.
4. Orang Yang Mengenal Allah Selalu Mengingat Akherat
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka akan Kami sempurnakan baginya balasan amalnya di sana dan mereka tak sedikitpun dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa di akherat kecuali neraka dan lenyaplah apa yang mereka perbuat serta sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Huud: 15-16)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah dalam melakukan amal-amal, sebelum datangnya fitnah-fitnah (ujian dan malapetaka) bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita, sehingga membuat seorang yang di pagi hari beriman namun di sore harinya menjadi kafir, atau sore harinya beriman namun di pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya demi mendapatkan kesenangan duniawi semata.” (H.R. Muslim)
Janganlah lupa selalu membaca doa sapu jagad yang paling sering Rasulullah SAW baca, kemudian hayati maknanya.
ِرَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar.
(Artinya: wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka).
5. Orang Yang Mengenal Allah Tidak Tertipu Oleh Harta.
Akan merasakan manisnya iman
Dia tulus beribadah kepada allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati.” (H.R. Bukhari).
Dengan banyak bersyukur dan senantiasa iklhas dengan semua ketetapan Allah, maka akan muncul rasa cukup dihati, jangan lihat rumput tetangga yang dipandang lebih hijau, tapi lihatlah diri sendiri masih lebih beruntung dari pada yang tidak mampu, dan lihatlah ke bawah yang lebih rendah, lebih tak punya dibanding diri ini. Maka banyaklah bersyukur dan ucapkan Alhamdulillah maka Allah akan tambah ni’mat-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman(QS. Ibrahim 14: Ayat 7):
وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ
wa iz ta-azzana robbukum la-ing syakartum la-aziidannakum wa la-ing kafartum inna ‘azaabii lasyadiid
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.””
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya anak Adam itu memiliki dua lembah emas niscaya dia akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan mengenyangkan rongga/perut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa pun yang mau bertaubat.” (H.R. Bukhari)
6. Orang Yang Mengenal Allah Akan Merasakan Manisnya Iman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga perkara, barangsiapa memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman…” Di antaranya, “Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya.” (H.R. Bukhari dan Muslim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan bisa merasakan lezatnya iman orang-orang yang ridha kepada Rabbnya, ridha Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul.” (H.R. Muslim).
Ingatlah akan janji Allah dan Rasulullah SAW pada orang yang membantu Muhammad Qasim untuk mewujudkan Islam sejati Rasulullah SAW akan dituliskan dalam lembaran emas yang selalu dibawa di dada Rasulullah SAW. Apakah yang lebih indah nama kita tertulis di Lembaran emas itu dan selalu dalam dekapan Rasulullah SAW? Yang bisa kita saksikan dalam link ini. https://youtube.com/shorts/KFz4Xv1sPGY?si=QOvKKaNzfOcYnA_-
7. Orang Yang Mengenal Allah Tulus Beribadah Kepada-Nya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu dinilai berdasarkan niatnya. Dan setiap orang hanya akan meraih balasan sebatas apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya [tulus] karena Allah dan Rasul-Nya niscaya hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena [perkara] dunia yang ingin dia gapai atau perempuan yang ingin dia nikahi, itu artinya hijrahnya akan dibalas sebatas apa yang dia inginkan saja.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.” (H.R. Muslim). Ibnu Mubarak rahimahullah mengingatkan, “Betapa banyak amalan kecil yang menjadi besar karena niat. Dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil gara-gara niat.” (Jami’ al-’Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab).
“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.”
(H.R. Muslim)
(Tanti, 257/5/24 (Referensi, mimpi Muhammad Qasim dan buletin muslim.or.id 28/11/22) )