Translate :

Home / Uncategorized

Jumat, 11 Oktober 2024 - 17:23 WIB

Ahlul Bait jadi Sumber Fitnah Akhir Zaman

Banyak hadits yang menjelaskan fitnah-fitnah akhir zaman. Di antaranya adalah fenomena mengaku sebagai ahlul bait namun justru dibenci Rasulullahﷺ. Perilaku dan karakternya tidak memberi contoh sebagaimana ajaran Rasulullahﷺ,namun justru sebaliknya. Mengaku sebagai ahlul bait namun mengajarkan bid’ah dan kesyirikan. Mereka para ahlil bait justru menjadi sumber fitnah Akhir Zaman.

Sebagaimana sabda Rasulullahﷺ:

ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَىْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّى وَلَيْسَ مِنِّى وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِىَ الْمُتَّقُونَ

Kemudian setelahnya akan terjadi fitnah sara’ (kesenangan, kelapangan dan kemakmuran), sumber asapnya berasal dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku (ahlul bait). Ia mengklaim dirinya bagian dariku (pelanjut misi ahlul bait) padahal ia sama sekali bukan bagian dariku karena wali-waliku hanyalah orang-orang yang bertaqwa. (HR. Abu Daud dan Ahmad; shahih)

Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini akan terjadi di akhir zaman sebelum keluarnya Dajjal. Sebelum fitnah sarra’ (kemakmuran) seperti hadits ini, akan didahului dengan fitnah ahlas yaitu saling memutus hubungan dan saling berperang.

Dalam riwayat lain Abdullah bin Umar berkata, “Saat kami duduk-duduk di sisi Rasulullahﷺ, beliau bercerita tentang fitnah, panjang lebar beliau bercerita seputar fitnah itu hingga beliau menyebutkan tentang fitnah Al Ahlas. Seorang laki-laki lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu fitnah Al Ahlas?” beliau menjawab: “Adanya permusuhan dan peperangan,

Kemudian fitnah Sarra’ yang asapnya muncul dari bawah kedua kaki seorang laki-laki Ahlu-baitku (keturunan Nabi) ia mengaku berasal dari keturunanku padahal bukan (tidak diakui Nabi). Wali-waliku adalah orang yang bertaqwa. (HR. Abu Dawud, IV/4242)

Baca Juga:  Yang Di Beri Petunjuk Derajatnya Lebih Tinggi Di Bandingkan Yang Bertaqwa

Sedangkan orang-orang yang mengklaim sebagai ahlul bait namun justru tidak bertaqwa, maka mereka terputus dari hubungan dekat kepada Rasulullahﷺ,dan di akhirat tidak akan di akui sebagai keturunan beliauﷺ meskipun dia benar-benar dari keturunan Nabiﷺ.

Namun hadits ini juga memberikan penjelasan yang sangat penting bahwa tidak semua ahlul bait (keturunan) Rasulullahﷺ adalah orang-orang yang dicintai beliau. Parameternya tetap iman dan ketaqwaan. Jika keturunan Rasulullahﷺ beriman dan bertaqwa kepada Allahﷻ, maka mereka itulah ahlul bait yang sebenarnya.

Siapapun yang mengaku keturunan Nabiﷺ tapi semua yang dilakukannya berlawanan dengan Nabiﷺ akan menjadi fitnah diakhir zaman. Itulah fitnah sarra’ yang keluar dari kedua kaki yang mengaku ahlu bait padahal bukan.

Saat inilah masa yang di maksud dalam hadits tersebut terjadi. Para Habaib menyarankan pada jama’ahnya untuk memajang foto ahlul bait sebagai sumber keberkahan. Para jama’ahnya ketika bersalaman berjalan merunduk hampir sujud. Para ahlul bait bukannya mengingatkan justru merasa bangga karena di sanjung dan di tinggikan. Perbuatan semacam ini jelas-jelas syirik, menyekutukan Allahﷻ. Padahal Nabi Muhammadﷺ sudah memberikan warisan yang cukup sebagai bekal hidup setelah beliau wafat.

Nabi Muhammadﷺ bersabda,

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Baca Juga:  Pesan Untuk Para Ulama!! Dajjal Itu Out Off The Box

“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allahﷻ dan Sunnah Rasul-Nya.”
(HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13).

Maka cukuplah bagi umat Islam hanya mengikuti apa yang telah di ajarkan Nabi Muhammadﷺ tanpa di tambah atau di kurangi, yaitu sesuai Al Qur’an dan hadits. Maka dari itu ibadah yang di tambah sendiri (bid’ah) akan tertolak.
Sebagaimana yang terdapat dalam QS. Ibrahim ayat 14 juga menegaskan, barang siapa yang tidak mengikuti ajaran Allahﷻ dan RasulNya mereka telah tersesat dan bukan golonganku (Nabi Ibarahim عَلَیهِ‌ السَّلام)

Allahﷻ berfirman:

رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ النَّا سِ ۚ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِ نَّهٗ مِنِّيْ ۚ وَمَنْ عَصَا نِيْ فَاِ نَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Ya Tuhan, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barang siapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 36)

Muhammad Qasim telah di perintahkan untuk menyebarkan mimpi Ilahi yang di terimanya kepada umat akhir zaman. Sebagaimana dalam mimpi tersebut pesan utamanya mengingatkan agar manusia segera menjauhi kesyirikan dan segala bentuknya, niscaya pertolongan Allahﷻ segera di turunkan.

Wallahu a’lam

Baca Juga

emas

Uncategorized

Harga Emas Tergelincir, Namun Tetap Bertengger di Atas Level 2.000 Dolar

Uncategorized

99 Fakta Muhammad Qasim adalah Al Mahdi Part 5

Uncategorized

Empat Level Ke-Mahdi-an Muhammad Qasim, Ijtihad oleh Muhammad Arif Brunai

Uncategorized

Imam Mahdi membangkitkan Ilmu Di Tengah Umat

Ekonomi

Krisis Ekonomi Sri Lanka Sesuai dengan Mimpi Muhammad Qasim

Uncategorized

Kelompok Yang Berani Memerangi Dajjal
hijan Allah

Uncategorized

Hijab Allah SWT

Uncategorized

Gambaran Teknologi Dan Kemajuan dalam Kepemimpinan Al Mahdi