﷽
Alhamdulillah perjalanan kedua kami, Dewan Syuro, Ketua & Tim Film GAZA, sudah tiba di Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Siap-siap menuju Pakistan. Transit 1 malam di Malaysia & 1 malam di Qatar. In shaa Allah tiba di Islamabad tgl 9.
Ketemu Sayyid Qasim in shaa Allah tgl 10 nya.
Kami mohon doa, agar bisa lolos saat pemeriksaan terakhir di Imigrasi Soekarno Hatta ini. Bisa berjumpa Sayyid Qasim & sabahat” lainnya. Aamiin.
Foto ;
1. Duduk dari arah kiri ; DR Jaya, Prof Nanda, Buya/Ustadz Azkar, Umi Imas (Istri Buya).
2. Berdiri dari kiri ; Maulana/Ustadz Kiki, Kang Diki & Mas Dwi.
3. Teh Syifa yang foto.
Kendala berat dalam perjalanan kami saat ini, lebih berat ujiannya dari perjalanan pertama
(Bagai merangkak diatas salju).
1. Istrinya DR. Jaya sakit, sehingga gagal berangkat. Akhirnya kami berangkat hanya 8 orang.
2. Tiga hari sebelum berangkat, Teh Syifa tiba-tiba sakit yang aneh. Dimana sebelumnya mimpi dikejar beberapa orang, setelah itu sakit. Sakitnya demam tinggi lalu seperti di tusuk seluruh badan terutama tangan yang sangat sakit sampai kesemutan (seperti dibelenggu rasanya). Setelah didoakan, besoknya langsung sembuh. Dan menuruf Prof Nanda (Ayah Teh Syifa), di kamar Teh Syifa semacam bau terbakar.
3. Satu hari sebelum berangkat & puncaknya tadi malam di Bandara KL, Prof Nanda tiba-tiba sakit berat, sampai mata nya bengkak. Karena sakitnya agak parah, tadi nya berniat tidak jadi berangkat, namun memaksakan diri. Sampai tulisan ini dibuat, alhamdulillah sudah baikan. 4. Tadi malam di Bandara Cengkareng, tanpa pemberitahuan pesawat tidak jadi berangkat dan tidak ada 1 pun petugasnya yang ada di Bandara. Saya (Diki) & Ustadz Kiki, bolak balik ke terminal 2 -3 mencari counter pesawat untuk minta pertanggung-jawaban, namun tidak ada 1 pun batang hidungnya. Dalam keadaan panik, kami terpaksa beli ticket di tempat cek-in dengan penerbangan terakhir yaitu pesawat malino. Yang secara teori kami tidak bisa beli ticket di tempat cek-in & waktunya sudah habis (pesawat mau terbang), pertolongan Allah datang. Setelah petugas counter lobi/ijin atasannya, kemudian saya harus menanda tangani perjanjian dulu, akhirnya ticket kami diproses & pesawat ditunda keberangkatannya menunggu proses entry paspor & ticket kami. Bisa dibayangkan bagaimana mana keadaan saat itu, kami dipaksa keadaan semua bergerak cepat. Tidak terasa saat duduk di pesawat badan basah oleh keringat.
5. Menyambung poin ke 4, ada 1 peristiwa yang sangat terasa lagi pertolongan dari Allah, yaitu saat saya (Diki) & Ustad Kiki menunggu shuttle bus dari terminal 2 mau ke terminal 3, di saat kritis harus segera ke terminal 3 lagi membeli ticket baru. Namun shuttle bus lewat tiap 30 menit, jadi kami sudah berpikir tidak mungkin terkejar, karena Malino sudah mau berangkat. Namun tiba-tiba ada taksi pribadi sambil lewat menawarkan ke para penunggu kendaraan untuk disewa ke Jakarta. Tanpa pikir panjang, Saya & Ustad Kiki naik mobik tersebut, untuk minta antarkan ke terminal 3. Walaupun harus bayar berapapun akhirnya waktu kritis pas tepat pada waktunya.
Alhamdulillah, ini karena berkat doa semua rekan”.
GAZA – Gerakan Akhir Zaman