Pada kajian kali ini ustadz Abu Fida ( AFI) mengatakan bahwa di akhir zaman akan bermunculan orang yang mengaku sebagai Tuhan bahkan merasa lebih hebat dan menyuruh-nyuruh Tuhan. Seperti kelakuan Abah Aos, para habib yang memalsukan nasab Rasulullaahﷺ, Ci Susila atau Ruqhoyyah, Osama (Muhammad bin Abdullah”), dan kawan-kawan. nauzubillah min Zalik.
Didepan menampakkan wajah Sholeh, dibelakang mereka menampilkan kemunafikannya. Bagaimana cara mereka menutupi kemunafikannya? Dengan banyak bersumpah untuk menutupi kedustaannya . Dan Munafiq ini bersifat menular karena kemunafikan adalah penyakit, dengan cara hasad hasut dan ghibah. Ingatlah kemunafikan adalah dosa besar yang akan menghancurkan aqidah kita!
Kemunafikan muncul karena kedudukan terancam. Diantara manusia ada yang mengatakan kami beriman dan hari kemudian, (berada di tengah-tengah umat Islam) bahkan mereka sholat, berjanggut dan mengikuti Sunnah. Tapi dalam hatinya ada penyakit hasad dan hasut, tapi mengaku beriman pada Allahﷻ pada hari akhir, berikut ciri-cirinya:
” Rasulullaahﷺ bersabda;
jika 3 sifat ini berkumpul pada diri seseorang maka itulah munafik tulen. Jika ia berkata dusta (antara lisan dan hati berbeda), jika berjanji tidak menepati, jika dipercayai berkhianat. Orang munafik adalah sebenar – benarnya KAFIR ( Lebih kafir dari pada orang kafir dan biasanya orang terdekat). Mereka adalah orang yang kafir setelah beriman, maka ketika ia mati tak ada yang mensholatkan.
Pada zaman Rasulullahﷺ adalah seorang sahabat yang memegang daftar orang-orang munafik. Pada saat ada yang meninggal dan orang tersebut salat maka Umar رَضِی اَللهُ عَنْه juga salat, jika orang tersebut tidak salat maka Umar juga tidak mensholatkan.
Munafik adalah orang yang nifak ( secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin) kemunafikan terbagi dua yaitu munafik keyakinan atau nifaq i’tiqadi yaitu munafik dalam bentuk itikad, kemunafikan dalam bentuk perbuatan yang kecil yaitu riya’. Misalnya, sholat ditujukan untuk dilihat oleh orang lain. Artinya suara hati dengan perbuatan yang tidak sinkron.
Maka orang munafik suka bohong, karena bohong sekali akan bertambah dan bertambah hingga menjadi kebohongan yang terus menerus. Munafik kecil akan menjadi munafik besar akan bertambah terus dosanya. Karena munafik kecil / Ashgor akan menjadi besar jika dilakukan secara terus-menerus, dan menjadi duri dalam daging, merusak dan bikin pusing.
Oleh karena itu orang-orang beriman juga merasa khawatir Jangan sampai terjatuh dalam kemunafikan. Jika sudah ada bibitnya maka bersegeralah istighfar.
Mengapa orang-orang munafik Suka berdusta? Mereka mengaku beriman padahal tidak beriman, mulailah keimanan itu dari fama ya’fur bit thagut wa yu mim billaah. Kenapa mereka ini mengatakan beriman kepada Allah dan hari akhir padahal mereka tidak beriman? Karena mereka hendak menipu Allaah, padahal sesungguhnya mereka menipu diri sendiri.
Para munafiqun memiliki sifat Mengakui tapi membangkang, mereka mengetahui bahwa sumber hukum adalah Al Quran dan hadis tapi pada kenyataannya mereka berhukum pada thogut. Seperti firman Allaah ﷻ dalam QS. An-Nisa’ 4: Ayat 60
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ يَزْعُمُوْنَ اَنَّهُمْ اٰمَنُوْا بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَاۤ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّتَحَا كَمُوْۤا اِلَى الطَّا غُوْتِ وَقَدْ اُمِرُوْۤا اَنْ يَّكْفُرُوْا بِهٖ ۗ وَيُرِيْدُ الشَّيْـطٰنُ اَنْ يُّضِلَّهُمْ ضَلٰلًاۢ بَعِيْدًا
“Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada Tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Tagut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya.”
Dan firman Allaahﷻ dalam QS Al-Munafiqun 63: Ayat 1
اِذَا جَآءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَا لُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗ وَا للّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَـكٰذِبُوْنَ
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau adalah rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.”
Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar? Rasulullahﷺ mengulanginya, mereka para sahabat menjawab “Tentu saja wahai Rasulullahﷺ , beliau bersabda “Syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua. Ketika itu beliau bersandar lalu beliau duduk tegak seraya bersabda dan ingatlah yang ketiga “perkataan dusta !” (HR. Muslim no 88)
Wasilah adalah menjadikan perantara pada sesuatu.Hukum wasilah (tawassul) dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Masyru’, yaitu tawassul kepada Allah dengan Asma’ dan Sifat-Nya dengan amal shalih atau melalui doa orang shalih yang masih hidup.
Bid’ah, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang tidak disebutkan dalam syari’at.
Syirik; contohnya menjadikan orang-orang yang sudah meninggal / kuburan sebagai perantara dalam ibadah,
Banyaknya penyelewengan wasilah / perantara yang dibuat oleh orang tersebut, menjadi syirik seperti tidak akan masuk surga jika belum menggunakan kopiah merah putih, seolah-olah orang masuk surga karena wasilah topi merah putih, tidak akan masuk surga kalau belum mencintai habib, seolah-olah orang masuk surga karena mencintai habib, kakak ada yang mencium tangan, bahkan sujud, mencium kaki, berebutan air bekas minum habib. Sudah tahu tukang bohong masih saja diikuti, di dengar itulah yang terjadi kebodohan makin merebak hingga kehilangan akal sehat dan tidak takut pada Allaahﷻ.
Untuk itu umat Islam harus bisa menepati janji dan tidak berdusta, serta tidak melanggar janji dan takut pada Allaahﷻ dan Rasulullaahﷺ.
