Salah satu helper Sayyid Muhammad Qasim yang ada di Jawa Timur menemui Nyai Hj. Ning Aisyah As’adiyah, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Huda Sumber Nangka, Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan. Ning Diyah, demikian panggilan akrabnya, merupakan cucu salah satu pendiri Nahdlatul Ulama yang bernama KH. As’ad Syamsul Arifin. Ulama yang mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo ini adalah guru para santri KH. As’ad se-Indonesia, seperti di Kalimantan, Jawa dan lainnya.
Ning Diyah adalah pembina di organisasi Aliansi Pemuda Nasional (APN), sebuah organisasi di bawah kepemimpinan Abdullah Amas. Salah satu aktivis Gerakan Akhir Zaman (GAZA) Jawa Timur, Abdullah Amas, dalam silaturahminya, memberikan informasi bahwa seseorang yang mendapat petunjuk (Al-Mahdi) telah hadir. Amas juga menjelaskan seputar huru-hara yang terjadi di negeri ini dalam perspektif huru-hara yang sifatnya juga global seperti bencana alam. Sempat hadir pada pertemuan itu, salah seorang kepala desa yang ikut mendengarkan.
Adalah Sayyid Muhammad Qasim bin Abdul Karim, pemuda Pakistan yang mendapatkan petunjuk melalui mimpi yang disebut Al Mubasyirot. Beliau yang masih keturunan dari Bani Hasyim tersebut bermimpi bertemu dengan Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ hingga ratusan kali.
Ning Diyah yang juga merupakan Ketua Dewan Pertimbangan DPC PDIP Pamekasan ini membuka diri menerima penjelasan dari helper GAZA Jatim tersebut.