Sudah lama anggota Gaza mendesak Diki Candra selaku ketua Gaza ( Majelis Gerakan Akhir Zaman),atau lebih akrab di panggil dengan nama kang Diki agar mau membuka tentang latar belakang kang Diki yang sebenarnya.
Akhirnya dalam beberapa waktu terakhir ini beliau (kang Diki) mau bercerita tentang siapa dia dan mengungkapkan siapa dan darimana latar belakang beliau yang sebenarnya, yang dari dulu berusaha di tutup-tutupi, bahkan anak dan istrinya pun baru mengetahuinya baru-baru ini.
Kang Diki adalah seorang yang mempunyai darah keturunan Kerajaan Sukapura (Tasik Malaya) yang bersambung pada kerajaan Mataram melalui Raden Mas Jolang.
Syeikh Jumadil Kubro atau Husain Jamaludin Akbar merupakan penyebar agama Islam di wilayah Nusantara. Salah satunya yang menyebarkan Islam di kerajaan Majapahit.
Putra dari Ahmad Syah Jalaludin,bangsawan dari Nasrabad di India. Kakek buyutnya adalah Muhammad Shohib Mirbath dati Hadramaut yang bergaris keturunan ke Imam Ja’far Sodiq, keturunan generasi ke – 6 dari Nabi Muhammadﷺ.
Latar pendidikan beliau S1 Akuntansi dan S2 Ekonomi Makro. Saat SMP menjadi ketua Osis. Ketika SMU juga jadi ketua Osis,dan ketika kuliah menjadi ketua senat.
Dari sini sudah terlihat bahwa jiwa beliau memang terpilih sebagai seorang pemimpin yang bisa mengatur banyak orang.
Setelah menyelesaikan kuliah beliau pernah bekerja di perusahaan kecil,sedang bahkan besar pernah di laluinya. Yang terakhir sebelum memutuskan untuk memimpin Gaza beliau sempat mendirikan perusahaan sendiri dan sukses. Hingga akhirnya beliau memilih meninggalkan urusan dunia ketika sudah mendapatkan hidayah tentang keberadaan Al Mahdi (Muhammad Qasim).
Ketika awal berkarir, beliau pernah memegang jabatan manager di dua perusahaan sekaligus ( perusahaan milik orang lain). Di perusahaan tersebut beliau selalu mendapatkan gelar sebagai manager terbaik. Beliau sering mendapatkan penghargaan keliling dunia karena prestasi yang di raihnya
Sewaktu kisis moneter di tahun 1998, ketika beliau kerja di salah satu Bank du Sumatra Utara mengalami kolaps, beliau memutuskan banting setir mendirikan dan mengelola sebuah tempat wisata outbound, dengan branding Islamic outbound di luas lahan 3,5 hektar milik seorang temannya. Seorang pengacara terkenal yang bernama Egi Sujana. Dalam bisnis outbound tersebut mengalami kemajuan yang pesat dengan tamu yang ramai setiap harinya. Sampai mendapatkan penghargaan masuk kategori 5 terbaik di Indonesia dengan fasilitas outbound yang lengkap.
Beliau juga pernah mendirikan usaha Airsoftgun yang bekerjasama dengan adik calon presiden Prabowo Subiyanto yang bernama Hasim.
Selain itu beliau juga pernah mendirikan Mapolin ( masyarakat poligami Indonesia), dan Pernah bikin kongres poligami ,di tvOne dan Metrotv membahas tentang poligami.
Selanjutnya beliau mengembangkan usaha dengan mendirikan konsultan politik sebagai penasehat tokoh yang ingin menjadi Bupati, Presiden, Walikota dengan memiliki karyawan sebanyak 60 orang. Sebagai tenaga profesional beliau merekrut 3 orang lulusan Australia، sisanya karyawan kang Diki mempunyai gelar S3.
Sebagai tim pemenangan para calon tokoh petinggi Negara, beliau pernah menjadi tim pemenangan Sandiaga Uno (calon wakil Gubernur) Jokowi (melalui Luhut) sebagai calon presiden, dan tokoh-tokoh lainnya. Semua yang di menangkan oleh kang Diki mayoritas meraih kemenangan.
Beliau pernah juga melakukan sepak terjangnya dengan mendirikan Lembaga Arimatea ( advokasi Rehabilitasi Imunisasi Akidah Terpadu dan aktual ). Dengan misi khusus non muslim yang baru menjadi mualaf untuk di didik menjadi muslim, dan bekerja sesuai yang di inginkan.
Ketika berada di karir yang geluti ini beliau pernah di undang ke Australia, Singapura dan negara-negara lainnya. Melalui VCD kang Diki mendapat undangan dari masjid ke masjid di luar negri.
Kemudian melakukan sepak terjang lagi melawan korupsi, LPAK (Laskar Pejuang Anti Korupsi), banyak yang ikut bergabung dan berhasil.
Lalu mendirikan sebuah Wisma Mualaf. Selanjutnya mendirikan pesantren khusus orang tua ( lansia) dengan jumlah murid yang cukup banyak,bahkan mereka tidak mau pulang. Padahal programnya hanya 6 bulan saja.
Berbagai macam sepak terjang yang pernah di laluinya sebagai usaha mencari nafkah duniawi, sebelum akhirnya beliau memutuskan untuk meninggalkan semua ketika berada di puncak karier yang menghasilkan pundi-pundi rupiah berlimpah, karena telah menemukan tujuan utama tentang akhirat. Setelah mendapat petunjuk tentang keberadaan Al Mahdi (Muhammad Qasim), beliau korbankan seluruh harta, tenaga, waktu dan jiwa raganya demi kebangkitan Islam di dunia kembali.
Itulah sekelumit kisah tentang kang Diki Candra sapaan akrab beliau. Semoga fitnah keji yang di lemparkan ke beliau selama ini bisa meninggikan derajat kang Diki yang notabene dengan yakin di klaim sebagai seorang Bani Tamim. Bergabung bersama Bani Tamim sebelum membaiat Al Mahdi. Beliau yang mempunyai banyak pengalaman dan punya jiwa pemimpin karena dasarnya memang ada keturunan seorang Raja tidak perlu di ragukan lagi tentang manuver-manuvernya yang tepat dan di pikirkan secara matang dalam setiap langkah-langkah yang akan di lakukannya.