Translate :

Home / Uncategorized

Sabtu, 22 Juni 2024 - 21:07 WIB

Menjawab uzma bagian 3 | Apa akibatnya berbicara tanpa dalil

Banyak sekali kita lihat orang di zaman ini berbicara tanpa dasar yang jelas,tapi mirisnya adalah orang- orang yang pandai berbicara tapi tanpa dasar atau dalil yang jelas semakin di puji dan banyak pengikutnya.
Ini sebenarnya akhir zaman.ketika seseorang berbicara dengan dalil yang jelas akan kalah dengan orang yang berbicara halu.

Pembicaraan halu ini pun di bicarakan di tengah tayangan publik yang ditonton oleh jutaan orang sehingga membuat orang awam yang ingin mencari tahu tentang kebenaran Al Mahdi menjadi terhalang.

Allahﷻ berfirman;
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا (الإسراء: 36) Maknanya: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Q.S. al Isra’: 36)

Ayat tersebut dijadikan salah satu dalil oleh para ulama atas diharamkannya berbicara tentang agama tanpa dasar ilmu. Bahkan para ulama mengkaegorikan sebagai salah satu dosa besar.

Al-Hafizh Ibnu ‘Asakir meriwayatkan bahwa Rasulullahﷺ bersabda;

مَنْ أَفْتَى بِغَيْرِ عِلْمٍ لَعَنَـتْهُ مَلَائِكَةُ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ (رَوَاهُ ابْنُ عَسَاكِرَ

“Barangsiapa berfatwa (bicara agama) tanpa ilmu, maka ia dilaknat oleh para malaikat di langit dan di bumi.” (H.R. Ibnu ‘Asakir).

Fakta pada saat ini semakin banyak yang ikut menyampaikan perkataan dusta tanpa dalil ini telah merambah ke beberapa ulama.

Majelis Gaza (gerakan akhir zaman) selalu membicarakan tentang Al Mahdi dengan menggunakan dalil yang jelas. Tidak hanya itu , rekan-rekan Gaza juga telah meminta petunjuk dari Allahﷻ sebelum memutuskan untuk berbicara tentang Al Mahdi.

Saya ingin mencerminkan kemarahan
Allahﷻ saat ini dalam bentuk hadits, dalam bentuk mubasyirat, di mana keadaan saat ini Allahﷻ
sudah mulai menurunkan azab kepada kita.
Hampir tidak pernah terasa oleh orang lain yang tidak mengetahui mubasyirat. Begitu seringnya gempa-gempa terjadi di berbagai belahan dunia, musibah-musibah bencana alam yang terjadi dianggap bencana biasa. Padahal sesungguhnya jika
seseorang memegang teguh agamanya, orang beriman, apalagi orang mukmin paham bahwa ini adalah karena salah satu azab Allahﷻ, dan diperkuat dengan mubasyirat yang ada.

Demikian juga dengan tokoh-tokoh agama lainnya, baik para Habib maupun Kyai dan
sebagainya. Jika mereka tidak sadar sampai dengan nanti Dajjal muncul bahwa mereka selama ini banyak menyesatkan umat dalam konteks kesyirikan, maka mereka pun ada kemungkinan besar akan menjadi tokoh pengikut Dajjal. Demikian juga dengan ustadz-ustadz akhir zaman.
Ternyata mereka justru menjadi tokoh utama untuk menghalang-halangi orang untuk mengenal Al Mahdi yang sesungguhnya.

Sungguh para ahli agama lah yang membuat kerusakan di muka bumi
Allahﷻ berfirman;

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Allahﷻ telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat. (QS Al-Baqarah: 7)

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

Baca Juga:  Mimpi Muhammad Qasim Tentang Diki Candra

Di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allahﷻ dan hari Akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. (QS Al-Baqarah: 8)

يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

Mereka menipu Allahﷻ dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. (QS. Al-Baqarah:9)

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allahﷻ menambah penyakitnya dan mereka mendapat azab yang sangat pedih karena mereka selalu
berdusta. (QS. Al-Baqarah:10)

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.” (QS Al-Baqarah: 11)

أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ

Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. (QS Al-Baqarah:12)

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ

Apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang picik akalnya itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang picik akalnya, tetapi mereka tidak tahu. (QS Al-Baqarah:13)

Sudah jelaslah bagi kita, bagaimana kesudahan orang-orang yang berbicara tanpa dalil. Oleh sebab itu hikmahnya bagi kita adalah berhati-hatilah dalam berkata dan berucap apalagi kita tidak mempunyai dasar yang jelas tentang itu.

Kita Kembali lagi pada perkataan beberapa ulama dan ustadz, yang mana mereka mengatakan bahwa Hampir sama bahwa Al Mahdi itu munculnya mendadak ketika terjadi tawaf. Padahal
hadits yang ada kita lihat dan ambil, adapun haditsnya yaitu:

“…Lantas beberapa orang dari penduduk Makkah mendatanginya, mereka memaksanya
keluar (dari dalam rumah) meskipun ia tidak menginginkannya…” (HR. Abu Dawud).

Jadi dari sini saja sudah menunjukkan Al Mahdi diketahui bukan pada saat tawaf, tapi
pada saat bersembunyi.

Hadist lain yaitu:
“…Orang-orang itu membaiatnya pada suatu tempat antara rukun (Hajar
Aswad) dan Maqam (Ibrahim)…” (HR. Abu Dawud).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Tidak rasional pendapat itu, logikanya jutaan orang yang hidungnya mancung berkumpul
disitu sedang tawaf yang juga bagaimana mungkin mengenali Al Mahdi jidatnya lebar, semua
orang digunduli, dan dikenali dari desak-desakan orang mencari-cari. Ini jauh dari rasional. Hampir semua ustadz ngotot bahwa Al Mahdi itu orang Madinah, penduduk Madinah. Al Mahdi itu dianggap menggiring opini orang Arab.
Padahal tidak ada satupun hadits yang menjelaskan asal-usul Al Mahdi. Yang ada hadits mengarah kepada arah Timur, dari sebelah Khurasan, atau dari Khurasan. Tidak disebutkan dari negara Pakistan, dari negara Indonesia, atau apapun.

…”Akan terjadi perselisihan saat matinya khalifah, lalu seorang laki-laki (Al Mahdi) akan keluar dari Madinah pergi menuju Makkah…” (HR. Abu Dawud)

Baca Juga:  PD3 Segera Terjadi, Indonesia Yang Jadi Pelopor Kebangkitan Islam Dunia

Perselisihan saat matinya khalifah lalu seorang laki-laki, Al Mahdi akan keluar dari Madinah pergi menuju Makkah maka inti dari kutipan hadits ini, Imam Mahdi itu hanya keluar dari Madinah, bukan berasal dari Madinah. Kalau ada ustadz yang mengatakan berasal dari Madinah atau lahir di Madinah, ini penipuan, pembajakan arti sesungguhnya. Ini cocok dengan mubasyirat yang diterima Muhammad Qasim. Bahkan Nabi Muhammadﷺ Mengatakan Qasim sudah waktunya karena engkau berhasil membangun Islam diPakistan,segera kunjungi aku.
Artinya, memang Al Mahdi nanti akan ke Madinah dalam waktu beberapa saat.

Sedangkan tentang usia al Mahdi dibaiat, itu tidak ada hadits yang menyatakan secara pasti di umur berapa Al Mahdi di baiat. Yang ada di dalam hadist adalah umur saat Almahdi di utus yaitu pada usia 30 sampai 40 tahun. Sedangkan Muhammad Qasim mulai pertama kali menyebarkan mimpi nya di internet itu diusia antara 38tahun – 39tahun (hampir 40tahun), tidakkah itu cocok?.

Tanda-tanda sebelum di utusnya utusan Allah yang sebenarnya selalu ada tanda-tanda dari Allahﷻ agar
manusia berpikir. Nabiﷺ saja ada tanda-tandanya, Al Mahdi juga demikian. Oleh sebab itu saat Rasulullahﷺ akan lahir dan di utus akan terjadi beberapa tanda-tanda alam. Makanya kaum Yahudi justru
datang ke Makkah karena tanda-tanda alam sudah terjadi dari kelahiran Nabiﷺ.

Adapun hadist Rasulullahﷺ tentang tanda-tanda kemunculan Al Mahdi yaitu;
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al Mahdi yang diutus Allah ke tengah-tengah umatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa…” (HR. Ahmad).

Lalu hadist Rasulullahﷺ tentang Al Mahdi yang akan di islah (diperbaiki) dalam waktu satu semalam.Ustadz akhir zaman tidak bisa menempatkan waktu sebelum dan sesudah dibai’at. Kalau
Imam Mahdi sudah alim dari awal, berarti dia tidak perlu lagi di “islah”. Saat Al Mahdi muncul dengan kekurangannya, ini membuktikan bahwa hadits tersebut benar. Karena kekurangan tersebut nanti akan Allahﷻ maafkan, sebagaimana maksud “islah” menurut Ibnu katsir.

Yang terakhir hadits tentang kebenaran petunjuk yang diterima Al Mahdi di akhir zaman berupa mimpi.
berikut hadistnya;
“Rasulullah suatu saat menyingkap tirai, dan kepalanya dililit (diperban) dengan kain karena sakit,yang akhirnya menyebabkan beliau meninggal dunia-lalu beliau bersabda ‘Ya Allah, telah
kusampaikan (Beliau mengulangi 3x), sesungguhnya tidak tersisa lagi kabar kenabian kecuali mimpi yang benar, yakni mimpi yang dilihat seorang muslim atau diperlihat kepada seorang hamba.” (shahih sunan Nasai no.1180 & sunan Ibn Majah no. 1588).
Dikutib dari hadis Abu Dawud, 3736

Ini hanya sebagian Hadits dari sekian banyak Hadits tentang Al Mahdi, dan itu semua cocok dengan Muhammad Qassim bin Abdul Karim.

Semoga para ulama dan ustadz dapat segera bertabayun dan mempelajari mimpi-mimpi ilahi muhammad Qasim sebelum Allahﷻ menurunkan azab kepada kita semua. Wallahu a’lam Bishowab.

Baca Juga

Uncategorized

Hasil Tanya Jawab Chat Gpt Tentang Al Mahdi Muhammad Qasim

Uncategorized

Islam Sejati Yang Di Tunggu Umat

Uncategorized

99 Fakta Bahwa Muhammad Qasim Adalah Al Mahdi part l

Uncategorized

99 Fakta Muhamad Qasim Adalah Al Mahdi Part 2

Uncategorized

Dimasa Al Mahdi Berkuasa 7 Tahun Dajjal Terus Mencari Pengikutnya

Uncategorized

Safari Dakwah Mubasyirat Majelis GAZA Di Jawa Timur

Uncategorized

Akhirnya Keuangan Indonesia Bakal Ambruk 2024, Menanti Kejutan Dari Pakistan?

Uncategorized

Kemenangan Kian Dekat? Mimpi MQ Bakal Diperkenalkan Di Markas Dewan Dakwah Yang Dikenal Strategis Dan Barometer Pergerakan Dakwah