Siapakah sosok Almahdi yang selama ini di tunggu-tunggu umat Islam?
Banyak rahasia sosok Almahdi yang belum di ketahui banyak orang termasuk para Ulama. Sehingga banyak kalangan umat Islam sendiri berselisih pendapat tentang sosok Almahdi.
Banyak kalangan yang beranggapan bahwa sosok Al-mahdi sebelum di baiat merupakan sosok sempurna. Tak sedikit pula yang beranggapan sebagai sosok alim ulama’. Benarkah demikian?
Jika Al-mahdi sebelum di baiat adalah sosok sempurna, tentu ia tidak akan di ishlah/di perbaiki, Begitu pula apabila sosoknya sebagai alim ulama’, ia pun tidak akan di ishlah, karena alim ulama’ merupakan sosok istimewa dan shaleh di hadapan umat islam. Padahal, baginda nabi saw mengabarkan:
ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِﻯُّ ﻣِﻨَّﺎ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖِ ﻳُﺼْﻠِﺤُﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻰ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ
Al-Mahdi termasuk golongan kami, ahli bait, Allah memperbaikinya dalam semalam. (HR. Ahmad 655, Ibnu Majah 4223, dishahihkan Ahmad Syakir dan dinilai Hasan oleh al-Albani).
Menurut Al-hafidz ibnu katsir, makna di “ISHLAH” yaitu Allah menerima taubatnya, memberikan taufiq dan ilham serta petunjuk untuknya, setelah sebelumnya dia tidak seperti itu. (an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, 1/55).
Di terima taubatnya, diberi taufik dan petunjuk, menunjukkan bahwa Al-mahdi sebelumnya tidak terlepas dari kesalahan dan dosa, karena ia hanyalah sosok biasa dan bukan sosok yang di ma’shum sebagaimana Nabi Muhammadﷺ.
Senada dengan Imam Al-hafidz ibnu katsir, Imam Ali al-Qori menerangkan makna di “Ishlah” yaitu Allahﷻ memperbaikinya dalam semalam, artinya Allah memperbaiki urusannya, mengangkat kemuliaannya dalam waktu semalam, dan dalam satu waktu di malam itu, di mana para tokoh masyarakat sepakat untuk membaiatnya sebagai khalifah(Mirqah al-Mafatih, )
Memperbaiki urusannya yaitu Allahﷻ mencukupi segala kekurangan-kekurangan Al-mahdi sekaligus menyempurnakannya, dan mengangkat kemuliaannya yaitu Allah mengangkat derajat Al-mahdi dan merubahnya dalam satu malam, dari sosok biasa menjadi sosok luar biasa. Dari tidak memahami menjadi sosok yang memahami segala hal dan bidang termasuk menguasai tentang segala hal yang berhubungan dengan kepemimpinan dan pemerintahan. Demikianlah Allahﷻ memperbaiki dan meng-ishlah Al-mahdi dalam satu malam, Yang justru Al-mahdi sebelumnya tidaklah demikian.
Anggapan Almahdi sebelum di baiat adalah sosok sempurna yang tak terlepas dari dosa dan kesalahan, tentu sangatlah tidak tepat dan justru menyelisihi pendapat Al-imam Al-hafidz ibnu katsir, juga Imam Ali al-Qori.
Muhammad Qasim adalah sosok biasa, sosok yang tidak terlepas dari kesalahan dan dosa. Bukan tokoh ataupun pemimpin, bukan alim ataupun ulama’, Bukan fuqaha ataupun mujtahid, ia butuh untuk di ishlah, di terima taubatnya dan di beri taufiq serta petunjuk dari Allahﷻ.
Dan karena Muhammad qasim sebagai sosok biasa, hal ini menegaskan kesesuai-an pendapat Al-hafidz ibnu katsir yang sejalan dengan keadaan dan kondisi Al-mahdi sebelum di baiat.
Masihkah beranggapan “ALMAHDI SOSOK SEMPURNA” sebelum di baiat?.