Translate :

Home / Uncategorized

Senin, 4 Maret 2024 - 14:55 WIB

Beramal untuk Selain Allah

ilustrasi gmbr

ilustrasi gmbr

“Rasulullah shall Allahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya sesuatu yang paling saya khawatirkan atas ummatku adalah syirik kepada Allah, saya tidak mengatakan bahwa mereka menyembah matahari dan juga rembulan, tidak pula menyembah berhala, akan tetapi mereka beramal untuk selain Allah dan syahwat yang tersembunyi.” (HR. Ibnu Majah No.4195).

 

Bismillahirohmanirohim, 6 hari menjelang Ramadhan 1445 Hijriyah ini semoga semua pembaca setia PORTAL GAZA, muslimin dan muslimah yang mempercayai mimpi Muhammad Qosim, dan para Helper, dilapangkan semua hati, membersihkan diri dari semua khilaf dan salah dengan saling memaafkan dan muhasabah diri.

 

kita sambut Ramadhan dengan hati yang bening bersih dan menghilangkan semua bentuk kesyirikan dimulai dari diri kita sendiri, keluarga dan menular ke seluruh lingkungan kita. Aamiin

 

Seperti hadis tersebut di atas, sewajarnya dan sepantasnya kita sebagai hamba Allah beramal hanya untuk Allah bukan untuk dilihat oleh manusia, dipuji dan diacungi jempol oleh manusia, tapi hendaknya semua kegiatan yang kita lakukan adalah karena Allah semata untuk mencari keridaan-Nya.

 

Beramal untuk diakui keberadaannya,  pamer, dipuji dielu-elukan, contohnya adalah berinfak dan diumumkan besaran infaknya dari fulan atau  Fulanah, ketika  shalat di masjid dan dilihat oleh orang lain maka sibuk untuk memperbaiki shalatnya, ketika pesta mengenakan semua perhiasannya untuk diperlihatkan kepada tetangganya atau tamu yang lain, terbersit sedikit di hatinya rasa pamer dan ingin dipuji orang maka itu sudah termasuk syirik asghar ( syirik kecil).

Baca Juga:  Tradisi Menyambut Ramadhan Dan Perang Dunia Ke Tiga Di Bandung

 

Alangkah ruginya , bila semua perbuatan yang kita niatkan untuk beramal Soleh  sudah kita lakukan  dengan susah payah, penuh pengorbanan, dan kerja keras hanya gegara terbersit sedikit saja rasa sombong dan ingin dipuji oleh orang lain akan  terhapus sia-sia di hadapan Allah dan itu termasuk syirik, naudzubillah.

 

Menjadi kewajiban kita untuk selalu memperbaiki niat agar semua amal saleh itu hanya untuk mencari keridaan Allah dan bukan mencari perhatian, pujian manusia. Karena pujian manusia sepanjang lidahnya , sementara keridaan Allah  tidak berujung pangkal.

Maa sya Allah, la haula wala quwwata illa Billah.

 

Semoga kita semua selalu berbaik sangka pada Allah, bersandar diri hanya kepada Allah dalam melakukan semua amal saleh, semata-mata untuk mendapatkan ridhaan Allah.

Baca Juga:  Ramadhan Bulan Perjuangan

 

Demikian juga untuk  semua teman di majelis Gaza Ciater, kita semua berjuang bersama menyebarkan mimpi Muhammad Qosim Karena Allah dan bukan karena Muhammad Qosim. Hingga terasa di hati kita rasa ikhlas dan sabar, mau berkorban dan lapang dada.

 

In shaa Allah,

Allah akan menolong kita dan mempermudah semua usaha, disehatkan badannya, dilapangkan rezeki dan kita semuanya bisa beruzlah di bukit lebah. Dan hijrah ke  bumi Islam, “the land of Islam  is Pakistan”   Aamiin.

 

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin.

 

Artinya:

“Wahai Dzat yang Maha hidup, dengan rahmat-Mu kami memohon, perbaguslah pribadi kami semuanya, dan jangan Engkau pasrahkan urusan kami pada diri kami sendiri selamanya.”

 

Yuk tetap semangat menebar, manfaat,

Yuk tetap semangat menebar manfaat buat umat

 

Kontributor: Tyaz

Baca Juga

Uncategorized

Mereka Meminta Kebaikan Namun Tidak Diberi

Uncategorized

Artis Dangdut Indri Monica Terima Buku Muhammad Qasim Dreams

Uncategorized

Menjawab Uzma Bagian 1 || Penggiringan Opini Ustadz Akhir Zaman

Uncategorized

Antara Dajjal Dan Bid’ah

Uncategorized

Seruan Allah Agar Umat Percaya Mimpi Qasim dan Megathrust Ancaman Yang Di Tangguhkan

Uncategorized

AI adalah Sihir Dajjal Versi Modern

Daily Gaza

Dakwah Mimpi Muhammad Qasim di Dua Masjid Besar Malaysia

Uncategorized

Empat Level Ke-Mahdi-an Muhammad Qasim, Ijtihad oleh Muhammad Arif Brunai