Translate :

Home / Uncategorized

Selasa, 30 April 2024 - 13:45 WIB

Menyikapi Kenikmatan Dunia Dan Pembagian Makanan Pada Seluruh Umat Dalam Mimpi Muhammad Qasim

Terbongkar tentang Kenikmatan dunia dan cara menyikapinya.

1. Apa itu kenikmatan dunia?

Kenikmatan dunia adalah suatu bentuk ujian bagi seseorang dan bisa juga merupakan suatu bentuk hukuman bagi seseorang. Oleh sebab itu selayak nya dan sepatutnya kita tidak boleh tertipu dengan segala bentuk kenikmatan dunia. Andai banyak orang tahu dunia ini sebetulnya adalah penjara bagi umat manusia. Kita harus mengingat kembali kenapa nabi Adam as dan siti hawa di turunkan ke dunia, sedangkan sebelum itu nabi Adam as dan siti hawa berada di surga dengan segala bentuk kenikmatan yg abadi dan sebenarnya. Apakah nabi Adam as dan siti hawa diturunkan ke dunia untuk bersenang-senang? Atau apakah nabi Adam as diturunkan ke dunia untuk menjalankan hukuman dari Allahﷻ atas kelalaian yg pernah dilakukannya karena tidak patuh terhadap perintah Allahﷻ dan terbujuk rayu syeitan? Kita sebetulnya bisa menjawab sendiri kenapa nabi Adam as dan siti hawa di turunkan ke dunia.

Banyak sekali ayat di dalam Al Qur’an dan hadist Rasulullahﷺ tentang peringatan Allahﷻ tentang kenikmatan dunia dan segala gemerlapnya.

Allahﷻ berfirman dalam surat Al-An’am ayat 44:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)

Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Apabila Anda melihat Allahﷻ memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allahﷻ.”

2. Apa itu Istidraj?

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, sebenarnya Allahﷻ memberi kesempatan untuk seorang yang zhalim sehingga tidak menyegerakan siksanya. (Syarh Riyadhus Shalihin, 1/933-934)

Dari kelanjutan penjelasan beliau, istidraj ini sangatlah mengerikan. Bila seseorang disegerakan siksanya dan menyadari kezhalimannya, itu tentu lebih baik.Tapi istidraj membuat seseorang tidak menyadari bahwa karunia Allahﷻ itu hakikatnya adalah musibah.

Hingga ia terperdaya dengan segala karunia itu, dan malah semakin menambah dosa dan kezhaliman. Ia tidak menyadari Allahﷻ sedang menunda untuk menyiksanya. Hingga pada puncaknya, Allahﷻ mengazabnya dengan sangat berat sesuai tumpukan dosanya.

Kenikmatan dunia dan segala gemerlapnya adalah jebakan yang Allahﷻ berikan untuk umat manusia, Allahﷻ ingin melihat bagaimana kita bersikap setelah diberi segala gemerlap dunia, apakah gemerlap dunia itu membuat seseorang lupa dgn tujuan dia di hidupkan di dunia sehingga dia lalai dan lupa dgn perjanjiannya dgn Allahﷻ, ataukah dia malah semakin bertambah takut dgn diberi amanah berupa kenikmatan dunia itu? Karena sejatinya kenikmatan dan gemerlap dunia yang Allahﷻ bukakan kepada seseorang itu merupakan salah satu bukti dan tanda-tanda kebesaran Allahﷻ, sudah selayaknya dia akan bertambah takut kepada Allahﷻ bukan malah sebaliknya timbul kesombongan dan bangga diri karena merasa kenikmatan itu didapat karena kehebatannya. Apabila kesombongan telah muncul dihati seseorang dan lupa pada penciptanya maka Allahﷻ akan semakin memberikan kenikmatan demi kenikmatan sehingga dia semakin larut dalam gemerlap dunia sehingga dia tidak lagi mampu untuk menyelamatkan dirinya di akhirat nanti.

Baca Juga:  Tradisi Menyambut Ramadhan Dan Perang Dunia Ke Tiga Di Bandung

Allah berfirman dalam surah Al qassas ayat ayat 76-78:

اِنَّ قَارُوْنَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوْسٰى فَبَغٰى عَلَيْهِمْۖ وَاٰتَيْنٰهُ مِنَ الْكُنُوْزِ مَآ اِنَّ مَفَاتِحَهٗ لَتَنُوْۤاُ بِالْعُصْبَةِ اُولِى الْقُوَّةِ اِذْ قَالَ لَهٗ قَوْمُهٗ لَا تَفْرَحْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ
Artinya :
Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku aniaya terhadap mereka. Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga. Sesungguhnya Allahﷻ tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri. ( QS Al qassas:76)

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ ۝٧٧

Artinya:
Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allahﷻ kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allahﷻ telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allahﷻ tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al qassas: 77)

قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًاۗ وَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ ۝٧
Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya Allahﷻ telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka. (QS. Al qassas:78)

Setelah kita membaca dan memahami surah Al qassas ayat 76-78 bahwa kita tidak diperbolehkan untuk larut dalam gemerlap dunia apalagi menimbulkan perasaan sombong dan bangga diri. Ketika kita di anugerahkan kenikmatan dunia,harta melimpah,anak anak ,serta segala kesenangan dunia, kita harusnya semakin tunduk KPD Allahﷻ dan berbuat baik kepada orang lain, itulah perintah Allahﷻ. Berbuat baik disini maksudnya kita bisa mempergunakan harta yang diberikan atau diamanahkan kepada kita dengan mengeluarkannya untuk jalan Allahﷻ.

3. Perintah membagi bagikan harta

Ingatkah kita dengan kisah sahabat nabi yang bernama Abdurahman bin auf. Dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag), dari Kitab Rijal Haula Al Rasul karya Kholid Muhammad Kholid, dijelaskan Abdurrahman bin Auf dikisahkan pernah memborong dagangan dari kota Syam dan dibawa ke Madinah dengan jumlah yang amat banyak.

Siti Aisyah Ra menceritakan Abdurrahman bin Auf seringkali membawa pulang 700 kontainer dagangan seperti barisan pawai yang tidak ada putusnya. Beliau sosok yang terlanjur kaya, sehingga sering disindir Rasulullahﷺ, bahwa Abdurrahman bin Auf akan masuk surga dengan berjalan merangkak.

Tentu hal ini membuat Abdurrahman bin Auf sering menangis saat teringat sabda Rasulullahﷺ tersebut. Maka beliau sering berdoa: “Jadikan aku miskin! Aku ingin seperti Masab bin Umair atau Hamzah yang hanya meninggalkan sehelai kain pada saat meninggal dunia. Masab bin Umair ketika jasadnya dibungkus kafan, kakinya tertutup tapi kepalanya terbuka. Ketika ditarik ke atas, kepalanya tertutup tapi kakinya terbuka. Ya Allah,” rintihnya.

Baca Juga:  Ramai Ramai Membangun Bunker Bukti Kebenaran Mimpi Muhammad Qasim

Sosok Abdurrahman bin Auf yang sudah terlanjur ditakdirkan Allahﷻ menjadi orang kaya selama hidupnya seringkali berkonsultasi kepada Rasulullahﷺ, tentang cara agar masuk surga minimal dengan berjalan kaki dan tidak merangkak. Rasulullahﷺ menjawab, “Perbanyak bersedekah niscaya kakimu menjadi ringan untuk masuk surga”.

4. Mimpi ilahi Muhammad Qassim untuk membagi-bagikan makanan

Dalam sebuah mimpi Muhammad Qassim bin Abdul Karim, beliau diperintahkan oleh Allahﷻ dan Rasulullahﷺ untuk membagi-bagikan makanan , berikut mimpi ilahi-ah nya:

“Aku melihat di dalam mimpi rahmaniku bagaimana kelak aku akan membagi-bagikan makanan kepada orang lain. Aku telah selesai membagi-bagikan makanan kepada semua orang dan mereka memiliki cukup makanan untuk mengisi perut mereka. Ketika aku memeriksa berapa banyak makanan yang tersisa, ternyata jumlahnya masih banyak.
Kemudian nabi Muhammadﷺ mengatakan kepadaku, “Qassim, bagikan lebih banyak makanan”. Aku melihat sekeliling dan semua orang tampak telah puas dan kenyang. Lalu aku mulai membagikan lebih banyak makanan dan orang-orang menatapku kaget. Mereka berkata padaku, ” Qassim, kami sudah puas dan perut kami sudah terisi.”
Aku terus membagikan makanan dan melihat masih saja banyak makanan yang tersisa. Lalu aku mulai berpikir, “apakah aku harus menyimpan sisanya untuk diriku sendiri atau tidak?” Lalu aku memikirkan sesuatu yang membuat aku merasa tidak enak. Aku berpikir, bagaimana jika nabi Muhammad Saw muncul dalam mimpi orang lain dan berkata padanya, “pergilah kamu menemui Qassim dan katakan padanya bahwa nabi Muhammadﷺ berkata agar ia membagikan lebih banyak makanan”?
Aku tidak pernah menginginkan hal itu terjadi. Aku tidak ingin nabi Muhammadﷺ mulai mengirim pesan kepada orang lain (lewat mimpi) hanya untuk meyakinkanku. Itu membuatku merasa sangat buruk, jadi aku mulai membagi-bagikan lebih banyak makanan sampai akhirnya orang-orang menolak”.

Dari penjelasan-penjelasan diatas semakin jelas bahwa harta dan segala kenikmatan dunia itu bukanlah untuk berlomba-lomba dan berbangga bangga dengan kemewahan dan segala kesenangannya , Allahﷻ memberikannya sebagai bentuk ujian(amanah) yang dengan harta itu membuat seseorang menjadi semakin takut kepada Allahﷻ sehingga dia larut dalam mengingat Allahﷻ dan larut dalam perbuatan-perbuatan baiknya untuk sesama manusia.

Firman Allahﷻ surah at-takasur ayat 1-8

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ)١
Artinya: Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ (٢)
Artinya: sampai kamu masuk ke dalam kubur.

كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ (٣)
Artinya: Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).

ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ (٤)
Artinya: Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ (٥)
Artinya: Sekali-kali tidak (jangan melakukan itu)! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ (٦)
Artinya: (niscaya kamu tidak akan melakukannya). Pasti kamu benar-benar akan melihat (neraka) Jahim.

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ (٧)
Artinya: Kemudian, kamu pasti benar-benar akan melihatnya dengan ainulyakin.

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ (٨)
Artinya: Kemudian, kamu pasti benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

Baca Juga

Uncategorized

Rahasia Di Balik Nama Dajjal Dan Al Mahdi

All Dreams

LIVE KAJIAN TEMATIK BA’DA SUBUH JAM 5, SETIAP HARI DI TIKTOK

Uncategorized

Hadiah Allahﷻ untuk Gaza, Gerakan Akhir Zaman

Uncategorized

Putin Ledek Inggris Krisis Pangan, Kata Putin : Makan Lobak Saja Kalian

Uncategorized

2023 Kiamat Politik Erdogan (Catatan Jelang Pilpres Turkiye Mei 2023)

Uncategorized

Ketika Ilmu Sudah di Angkat, Masing-masing Orang Harus Memilih Al Mahdi atau Dajjal

Uncategorized

Islam Akan Bersatu , Semua Golongan Tinggal Nama

Uncategorized

Kecanggihan Militer Dan Tekhnologi Dibangun Al-Mahdi (Kajian Pertemuan Muhammad Qasim Dan Nabi Daud)