Dimasa dakwah Rasulullahﷺ, beliau banyak mengalami hambatan dan rintangan. Salah satunya adalah dari pertentangan kaum kafir Quraisy. Sejak awal masa dakwah Rasulullahﷺ kaum kafir Quraisy selalu memberikan perlawanan kepada Rasulullahﷺ dan para sahabat, sehingga banyak dari kaum muslimin mengalami teror dan siksaan. Hati mereka keras, hal itu membuat Rasullullahﷺ harus mengangkat pedang dalam dakwah. Sehingga perperangan antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy tidak dapat dielakkan.
Pada masa dakwah rasulullah Saw ada 2 jenis perang yaitu ghazwah dan sariyah. Ghazwah adalah perang yang dipimpin oleh Rasulullahﷺ. Sedangkan sariyah adalah perang yang tidak dihadiri oleh Rasulullahﷺ, tetapi beliau akan menunjuk sahabat menjadi pemimpin perang.
Di akhir zaman ada salah satu perang yang disebutkan oleh Rasulullahﷺ di dalam hadits. Perang itu ialah ghazwah Al Hind yaitu perang melawan India.
Rasulullahﷺ bersabda:
‘Sekelompok pasukan dari kalian akan memerangi Al-Hind, Allahﷻ memenangkan mereka, sehingga mereka mengikat raja Al-Hind dengan rantai. Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka (anggota pasukan itu). Ketika mereka akan kembali mereka akan bertemu dengan ‘Isa bin Maryam di Syam.” (Abu Hurairah)
Dalam Hadits lain disebutkan Rasulullahﷺ bersabda :
“Ada dua kelompok dari umatku di mana Allahﷻ akan menyelamatkan mereka dari api neraka; kelompok yang memerangi Al-Hind dan kelompok yang berperang bersama Nabi Isa ‘Alaihissalam.” (An-Nasa’i)
Diriwayatkan oleh Sunan an-Nasa’i. Antara lain:
Diriwayatkan bahwa Abu Hurairah mengatakan: “Utusan Allahﷻ berjanji bahwa kita akan menyerang India. Jika aku hidup (cukup lama) untuk melihatnya, maka aku akan mengorbankan diriku dan kekayaanku. Jika aku terbunuh, maka aku termasuk ke dalam golongan syahid, dan jika aku selamat, maka aku akan menjadi Abu Hurairah Al-Muharrar ((yang terbebas dari Api Neraka).” [Sunan an-Nasa’i 3174, derajat Sahih]
Merajuk pada mimpi Sayyid Qassim Bahwa saat India menyerang Pakistan dan Pakistan berusaha mempertahankan diri setelah membersihkan negara dari syirik,Rahmat dan pertolongan Allahﷻ turun. Allahﷻ akan menganugerahi jet tempur hitam yang kuat yang belum pernah ada sebelumnya. Di dalam mimpi Sayyid Muhammad Qassim, beliau juga melihat nabi Muhammadﷺ ikut berpartisipasi dalam perang tetapi tidak terlihat hanya orang-orang tertentu yang mengetahui. Oleh sebab itu lah perang ini dinamakan ghazwah Al Hind karena Rasulullahﷺ ikut berperang.
Lalu bagaimana? bukankah Rasulullahﷺ sudah wafat?
Dari sahabat Anas bin Malik RA, Rasulullahﷺ bersabda,
مَرَرْتُ عَلَى مُوسَى لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عِنْدَ الْكَثِيبِ الْأَحْمَرِ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي قَبْرِهِ
Artinya: “Aku melewati Musa AS pada malam Isra di samping bukit pasir yang berwarna merah dalam keadaan berdiri mengerjakan salat dalam kuburnya.” (HR Muslim)
Alasan mengapa para nabi mengerjakan salat di dalam kubur tersebut dijelaskan Anas bin Malik RA meriwayatkan hadits dari Rasulullahﷺ yang pernah berkata pada sahabatnya,
“Para nabi tidak dibiarkan di dalam kubur mereka setelah empat puluh hari, tetapi mereka bersembah sujud di hadapan Allah SWT hingga saat sangkakala ditiup (pada hari kiamat).”
Dikutip dari buku Membongkar Kejumudan karya Al Baihaqi dan diterjemahkan A. Shihabuddin, hadits-hadits tersebut bersanad shahih. Kehidupan para nabi setelah wafat memang banyak diberitakan hadits shahih.
Ibnu Taimiyah juga menambahkan, Rasulullahﷺ melihat Nabi Musa AS mengerjakan salat di dalam kubur saat melewati lapisan langit ketika Isra Mi’raj bukanlah suatu fakta yang bertentangan. Sebab, Rasulullah SAW diperlihatkan sosok ruh dari Nabi Musa AS yang disetarakan dengan keadaan malaikat.
“Ruh itu kondisinya sama halnya dengan malaikat yang dalam sekejap dapat naik dan turun, kondisi ruh itu tidaklah sama dengan kondisi badan,” jelas Ibnu Taimiyah yang diterjemahkan A. Shihabuddi.
Menguatkan penjelasan tersebut, menurut buku Tanya Jawab Islam yang disusun oleh Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah KTB (PISS-KTB) menjelaskan, ruh para nabi dapat berpindah dengan cepat seperti kasus Nabi Musa AS yang dilihat oleh Rasulullahﷺ.
Namun, sepatutnya kita sebagai muslim cukup mengimani sabda Rasulullahﷺ dalam hadits tanpa harus mempertanyakan caranya. Hal ini disampaikan oleh Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam buku Ibrahim.
Jadi dapat disimpulkan bahwa seperti halnya roh nabi Musa as yang di lihat oleh Rasulullahﷺ saat isra’ dan mi’raj dapat berpindah antara langit dan bumi atas kehendak Allahﷻ. Hal ini juga dapat terjadi pada roh Rasulullahﷺ sehingga pada ghazwatul al hind Rasullullahﷺ dapat ikut berpartisipasi dalam perang atas kehendak Allahﷻ.
ثُمَّ اَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَنْزَلَ جُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ وَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ
Kemudian, Allah menurunkan ketenangan (dari)-Nya kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin, serta menurunkan bala tentara yang kamu tidak melihatnya, juga menyiksa orang-orang yang kafir. Itulah balasan terhadap orang-orang kafir. (QS ar Taubah : 26)
Penulis: fatri hanifah