Pada 1400 tahun yang lalu, ketika baginda nabi saw di utus menjadi utusan terakhir untuk menyampaikan risalah kepada seluruh umatnya, di fase-fase awal beliau berdakwah dan menyeru kepada umatnya, Apa yang beliau serukan? Beliau menyeru dan mengajak umatnya untuk menyembah Allah swt serta menyeru untuk meninggalkan syirik, yaitu menyembah kepada berhala-berhala dan tuhan-tuhan tandingan selain Allah swt.
Pada saat baginda nabi saw berdakwah di Makkah, beliau senantiasa menyeru kepada masyarakat jahiliyyah dengan menyatakan, “Berikan satu kata, jika (kalian nyatakan), maka seluruh bangsa Arab akan tunduk kepada kalian. Orang non-Arab akan membayar Jizyah kepada kalian.” Mereka mengatakan, jangankan satu kata, sepuluh kata pun kami siap. Kata Nabi, “Ucapkanlah “La Ilaha Illa-Llah Muhammad Rasulullah.” (Tidak ada yang berhak disembah, kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah).” [HR. Al-Baihaqi]
Setelah mendengar seruan baginda nabi saw tersebut, justru mereka malah menolaknya dan tidak mau menyatakan kalimah tauhid, mereka menolak untuk beriman kepada Allah swt, mereka tidak mau menyembah Allah swt dan sebaliknya mereka justru mendustakan baginda nabi saw sebagai seorang utusan, atas ajakan dan seruan tersebut. Namun pada saat itu, yang menyambut dan menerima seruan serta ajakan baginda nabi saw, justru dari kalangan orang-orang biasa, seperti bilal yang seorang budak, ataupun yasir beserta keluarganya yang tidak memiliki kedudukan serta pengaruh apa-apa di mata masyarakat jahiliyyah pada waktu itu.
Banyak kalangan orang-orang biasa yang telah beriman, kemudian baginda nabi saw membina mereka, menanamkan akidah yang kuat, serta merubah pemikiran mereka supaya menjadi jiwa-jiwa yang kuat, kokoh serta tangguh. Sehingga seiring berjalannya waktu, kalangan orang-orang biasa tersebut, Allah swt telah merubahnya menjadi orang-orang pilihan, yang tadinya lemah menjadi kuat, yang tadinya tidak memiliki kedudukan menjadi mulia dan berpengaruh, hingga Allah swt memberikan mereka predikat sebagai umat terbaik. Yang akhirnya islam dapat tersebar keseluruh penjuru dunia dan berkuasa selama berabad-abad, di segani kawan dan di takuti lawan.
Hal tersebut sekaligus menjadi bukti kebenaran pernyataan baginda nabi saw sebelumnya yakni, ” jika (kalian menyatakan/kalimah tauhid) maka seluruh bangsa Arab akan tunduk kepada kalian. Orang non-Arab akan membayar Jizyah kepada kalian.”.
Kejadian yang pernah terjadi 1400 tahun yang lalu, kini terulang kembali. Dan hal tersebut telah menjadi sunnatullah. Yaitu sebuah ketetapan Allah swt yang tidak dapat di pungkiri, baik suka ataupun tidak suka, baik rela ataupun terpaksa.
Muhammad qasim bin abdul karim, di awal-awal kemunculannya(di kenal), beliau menyeru serta mengajak kepada seluruh umat islam untuk segera kembali kepada jalan tauhid yang murni serta meninggalkan perbuatan syirik. Beliau senantiasa menyatakan, kunci kesuksesan dan keberhasilan umat islam hari ini serta turunnya pertolongan Allah swt, yaitu dengan meninggalkan perbuatan syirik modern dan segala macam bentuknya.
Bahkan beliau di perlihatkan oleh allah swt di dalam mimpinya, ketika seluruh umat islam telah dapat meninggalkan perbuatan syirik, maka pertolongan Allah akan segera datang, Allah akan merubah kondisi umat islam hari ini, dari umat yang senantiasa di tindas, di dzalimi, bercerai berai, dan lain sebagainya, akan bangkit kembali menjadi umat yang tangguh, kokoh dan kuat, sekaligus menjadi umat yang bersatu, sebagaimana bersatunya umat islam di masa lalu. Di hormati, ditakuti dan disegani, bahkan menjadi umat yang akan berkuasa kembali, layaknya dahulu pernah berkuasa selama berabad-abad. Hal tersebut sebagaimana di jelaskan dalam Firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَ رْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhoi. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur 24: Ayat 55)
Kebangkitan umat islam pada masa rasulullah saw terjadi ketika umat sepenuhnya mau menerima dan menyambut seruan-Nya ke jalan tauhid serta meninggalkan perbuatan syirik. Karena kunci kebangkitan umat pada masa itu, terletak pada penyembah-an kepada Allah satu-satunya tuhan semesta alam, tanpa di iringi dengan mem-persekutukannya.
Begitupula dengan Kebangkitan umat islam hari ini, tentu saja bukan sebuah kebangkitan tanpa ada syarat, akan tetapi kebangkitan tersebut, haruslah di dahului terlebih dulu dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan syirik beserta segala macam jenisnya di era modern ini.
Dua masa yang berbeda, namun dengan konsep yang sama. Yakni mentauhidkan Allah serta meninggalkan syirik, menjadi sebuah kunci untuk kebangkitan, keberhasilan dan kesuksesan umat islam hari ini.
Berharap sebuah kebangkitan, namun tetap dengan prilaku syirik, serta mendustakan pesan-pesan syirik yang di serukan muhammad qasim, tidak ada bedanya dengan kaum jahiliyyah dimasa lalu, yang berharap menjadi umat yang berkuasa, tetapi menolak seruan baginda nabi saw kepada jalan tauhid serta malah mendustakannya.
Wallahu A’lam.
Penulis: Hanafi