Para sahabat nabi saw merupakan orang-orang pilihan, mulia serta memiliki kedudukan tinggi disisi Allah swt. Hingga Allah swt meng-anugrahkan kemuliaan, keistimewaan dan keutamaan serta memberikan karunia dan rahmatnya dengan balasan surga. Hal tersebut banyak dijelaskan baik di dalam Al-qur’an maupun As-sunnah.
Kemuliaan serta keutamaan para sahabat tidak diraih dengan semudah apa yang di bayangkan, sebab perjalanan yang ditempuh dan dilalui oleh para sahabat, justru melalui jalan yang berliku serta beratnya ujian dan rintangan dalam berdakwah selama menyertai baginda nabi saw. Hal demikian, seperti di jelaskan oleh syaikh Taqiyuddin An-nabhani rahimahullah dalam kitab karyanya Ad-daulah Al-islamiyyah, beliau menyebutkan bahwa tantangan dan rintangan serta halangan yang di hadapi nabi saw beserta para sahabat ketika berdakwah yaitu berupa tuduhan-tuduhan yang mencitra burukkan, boikot ekonomi serta penganiayaan.
Beratnya medan dakwah yang dihadapi para sahabat, menuntut mereka untuk mengorbankan segalanyanya demi islam. Tidak hanya cukup mengorbankan tenaga ataupun harta saja, akan tetapi jauh lebih besar daripada itu semua, yaitu mengorbankan jiwa serta nyawa. Beratnya ujian dan rintangan tersebut, di hadapi para sahabat dengan kesabaran yang tinggi serta keistiqamahan yang kuat, hingga akhirnya pertolongan Allah swt tiba dengan berdirinya kekuasaan islam di madinah.
Demikianlah gambaran singkat perjalanan para sahabat nabi saw yang merupakan para agen perubahan di masa lalu yang telah berjuang demi sebuah perubahan dari masa jahiliyyah ke arah islam, dari masa keSyirikan kearah ketauhidan dan dari kegelapan kearah cahaya, hingga akhirnya Allah anugrahkan keutamaan dan keistimewaan serta Allah ridha kepada mereka.
Baginda nabi saw telah mengabarkan tentang akhir jaman beserta akan hadirnya sosok pemimpin dari keturunannya yang akan membawa perubahan, yaitu perubahan dari kesyirikan kepada ketauhidan, dari kedzaliman kepada keadilan dan dari kelemahan kepada kejayaan islam. Bahkan seluruh penduduk baik yang ada di langit ataupun dibumi, akan ridha atas kepemimpinannya seperti dijelaskan dalam sebuah hadist.(lihat, Musnad Ahmad bin Hanbal, 11332)
Imam mahdi akan menata kembali seluruh tatanan kehidupan dunia, ia akan menegakkan islam secara sempurna, membawa umat kepada puncak kesejahteraan, kemakmuran, keadilan serta kejayaan. Dan yang lebih penting dari itu, ia akan membawa umat kepada keridha-an Allah swt.
Tentu saja, perubahan tersebut akan terwujud, dengan adanya sebuah proses perjuangan terlebih dahulu. Sebab, kehidupan dunia tidak akan terlepas dari kausalitas atau sebab-akibat. Perjuangan merupakan sebuah sebab yang dapat menghantarkan kepada akibat yakni perubahan itu sendiri.
Menyeru umat untuk meninggalkan syirik, menyebarkan mubasyirat, mempersiapkan segala sesuatu demi tercapainya sebuah perubahan, merupakan bagian dari perjuangan itu sendiri. Ikut serta dalam membantu perjuangan Almahdi demi mewujudkan dan menjemput takdirnya, merupakan agen perubahan di masa kini. Ke-istiqomahan dan kesabaran yang tinggi serta pengorbanan yang besar merupakan suatu keharusan bagi para agen perubahan dalam mewujudkan kepemimpinan Almahdi.
Betapa besar balasan Allah swt bagi para agen perubahan, yaitu orang orang yang telah berjuang dan ikut membantu perjuangan Almahdi. Didunia, Allah akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana berkuasanya orang-orang terdahulu. Sedangkan balasan akhirat, Nama-nama mereka tercatat dalam kertas emas, bahkan ketika mereka meninggal, status syahid akan mereka raih. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam salah satu mubasyirat Muhammad qasim. Tidak hanya cukup sampai disitu saja, kelak di padang mahsyar mereka akan dapat bersama Rasulullah saw serta menjadi barisan paling pertama yang di temui baginda nabi saw. Seperti di katakan Muhammad qasim dalam salah satu pidatonya ketika pertemuan para helper di pakistan.
Sudah menjadi keharusan bagi siapa saja yang mengharapkan keridha-an Allah swt serta balasan dan anugrah yang begitu besar, untuk ikut ambil bagian dalam perjuangan perubahan ke arah islam dalam kepemimpinan Almahdi.
*Hikmah:*
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur : 55)
Penulis : Hanafi
