Dalam kajian Ustadz Abu Fida di bukit lebah kali ini membahas tentang nahnu nashrallah adalah penolong agama Allahﷻ. attawazun berarti adalah keseimbangan, dan keseimbangan merupakan al-fitrah bagi manusia yang bersifat tetap/ teguh. Arti dari fitrah adalah keadaan asal Ketika seorang manusia diciptakan untuk jadi penolong agama Allahﷻ atau di sebut juga nahnu Ansharullah. Maka, fitrah itu tidak boleh bengkok, apalagi berubah. jika manusia ingin mencapai tujuan tertinggi,dia akan masuk surga. Tujuan tertinggi bisa tercapai jika manusia tetap dalam fitrah agama Allahﷻ. ” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada diin Allahﷻ. Tetaplah berada diatas fitrah Allahﷻ, Jangan sekali-kali berubah. Apakah fitrah Allahﷻ?
Allahﷻ berfirman:
فَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا ۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّا سَ عَلَيْهَا ۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَـلْقِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allahﷻ, disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah). Tidak ada perubahan pada ciptaan Allahﷻ (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 30)
Diakhir ayat وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya maksudnya fitrah adalah dari lahir manusia harus dalam keadaan Islam. Harus tetap stabil, tidak boleh berubah-rubah sementara yang terjadi kebanyakan fitrahnya telah berubah. Dan yang merubahnya adalah orang tua yang beragama majusi / Nasrani maka anaknya diajak menjadi seorang majusi atau Nasrani. Sehingga berubahlah fitrahnya. Padahal tanpa fitrah Islam tujuan akhir manusia akan didapatkan.
HANYA DENGAN FITRAH ISLAM SURGA BISA DIRAIH. karena kunci masuk surga adalah
membaca kalimat لاَ اِلَهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ dan itu hanya ada di dalam Islam, ad diin seperti firman Allahﷻ dalam surat (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 85) :
وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِ سْلَا مِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُ ۚ وَهُوَ فِى الْاٰ خِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”
Islam berarti tunduk, patuh, karena arti dari ‘ad diin’ itu adalah sistem aturan yang menata mengatur hidup manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
Manusia mulai jauh dari Fitrah
Islam,sebagian tidak mengenal apa itu Islam. Sebagian besar manusia menganggap Islam adalah agama. Padahal Islam adalah Diin.
Sementara ad diinul Islam Mengajarkan Tawazun atau keseimbangan di dalam memelihara eksistensi manusia yang terdiri dari 3 unsur yaitu al-jasad, al-aqlu dan ar-ruh. Dan semuanya saling berkesinambungan.
Pertama,
Unsur jasad memerlukan gizi berupa makan, minum yang halal dan thayib ( baik ), seperti makanan sehari hari.
Allahﷻ berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَ رْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 168)
Makanan dan jenisnya halal, didapat dari yang halal, diperoleh dengan cara yang halal, diolah dengan cara yang halal.
Dan kita harus menghindari yang halal tapi tidak thoyib contoh: minuman bersoda, coco cola, sprite, fanta. Juga menghindari yang haram seperti minuman/ makanan yang mengandung alkohol, heroin, ganja dsb. Ayam, disembelih dengan membaca “Bismillahi wallahu akbar”, bukan makan yang ayam disuntik mati.
Ternyata Bukan hanya menjaga halalan thayiban namun juga makan tidak berlebih-lebihan. Allahﷻ berfirman:
يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَا شْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allahﷻ tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 31)
Anjuran Rasulullah ﷺ Isi perut kita seperti Sunnah,sepertiga air,sepertiga makanan,sepertiga udara. Agar kita sehat, kuat, perut sispek dan tidak gendut, seperti hadits berikut ini,
Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan) [HR. Ahmad, 4:132; Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349.
Kedua,
Unsur aqlu/ akal adalah gizi berupa ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Dan tidak mencampur adukkan semuanya.. karena ada batasan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan, demikian sebaliknya juga saling melengkapi.
Ketiga,
Unsur ruh membutuhkan gizi berupa zikir, saat itu makanan orang-orang beriman di akhir zaman adalah berzikir Subhanallah wabihamdihi subhanallahil Azim
Allahﷻ berfirman:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allahﷻ. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 28)
Syarat jika ingin menjadi Ansharullah atau penolong agama Allahﷻ adalah seimbang jasadnya, sehat akalnya, cerdas hatinya, senantiasa terpaut kepada Allahﷻ.
Bisakah kita mendapat gelar Radiallahuanhu? Radhiallahuanhu itu tidak disematkan hanya kepada para sahabat saja, kepada siapa saja mana dalilnya ada di dalam surah at-taubah ayat ke-100 Allahﷻ berfirman:
وَا لسّٰبِقُوْنَ الْاَ وَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَا لْاَ نْصَا رِ وَا لَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِ حْسَا نٍ ۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَ عَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allahﷻ ridha kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allahﷻ. Allahﷻ menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.”
Jika ingin mendapat gelar Radhiallahu Anhu mari kita ikuti jejak para sahabat dari Muhajirin dan Anshar. Karena mereka adalah para ansarullah, kelompok orang-orang yang menolong agama Allahﷻ.
Para Ansharullah sangat memperhatikan 3 unsur:
pertama, jasadnya bergizi diisi dengan makanan halalan thayibah dan tidak berlebihan.
kedua, akalnya berilmu, dengan ilmu tauhid, memahami Bagaimana membina hubungan dirinya dengan Allahﷻ,Rasul dan sahabat,dan mengetahui bagaimana cara membina hubungan dengan orang kafir (tidak mencampur aduk semuanya).
Ketiga, kalbunya/ ruhnya senantiasa berzikir kepada Allah, selalu mengembalikan semua permasalahan pada Allahﷻ.
Maka jadilah penolong-penolong agama Allahﷻ atau nahnu Ansharullah. Sering di sebut pendukung Al Mahdi sebagai bahasa Helper (penolong )
Allahﷻ berfirman:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْـتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَا تَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan sungguh, Allahﷻ telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allahﷻ, agar kamu mensyukuri-Nya.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 123)
Nashoro dimaksud adalah menolong, sementara binashrillah berarti karena pertolongan Allahﷻ
بِنَصْرِ اللّٰهِ ۗ يَنْصُرُ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ
“karena pertolongan Allahﷻ. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa, Maha Penyayang.”
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 5)
Sebagai pasukan penyebar mimpi Muhammad Qasim mereka adalah penolong agama Allahﷻ. Selayaknya kata Helper di ganti menjadi nahnu ansarullah yang memiliki kedalaman makna dan memiliki
ciri-ciri:
Pertama, beriman kepada Allah dan bersaksi menyerahkan diri artinya Sami’na wa’atona pada Allah dan Rasulullah ﷺ
Dua, bekerja dengan niat ikhlas dan Mengikuti gaya para hawariyun (mereka mengambil sunahku dan mengikuti urusanku)
ketiga, Layak / pantas mendapat bantuan dari Allah
keempat pantas mendapatkan kemenangan.
Sudahkah kita menjadi para Ansarullah dalam menyebarkan mimpi Muhammad Qasim? Mari bergabung bersama Majelis GAZA,Bismillah kita Tetap semangat dalam dakwah mubasyirat untuk menyongsong Kekhalifahan Imam Mahdi yang dinanti. Amiin.