Tawa Nuaiman Cahaya Ukhuwah di Tengah Ujian Akhir Zaman

Merenungi Humor Para Sahabat dan Mimpi Ruhani Muhammad Qasim, ibarat Tawa Nuaiman Cahaya Ukhuwah di Tengah Ujian Akhir Zaman.

Di tengah langit yang gelap oleh fitnah, tawa kecil dari kisah sahabat Nabi ﷺ, Nu’aiman bin Amr, hadir seperti cahaya lembut yang menyinari hati. Kisah jenaka namun penuh makna—tentang Nu’aiman menjual sahabatnya sendiri, Suwaibith bin Harmalah, bukan hanya membuat Rasulullah ﷺ tertawa hingga tampak gigi gerahamnya, tapi juga menjadi pelajaran tentang kedewasaan ukhuwah dan kelapangan hati para pejuang Islam sejati.

Aku punya budak kuat, tapi ia suka berteriak kalau dia orang merdeka.
Begitulah Nu’aiman menjual Suwaibith di pasar — dengan humor yang tak terlupakan.

Namun yang lebih indah adalah Suwaibith tidak marah. Ia mengerti bahwa ukhuwah itu bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang hati yang lapang dan jiwa yang lembut.

Pejuang Ruhani Akhir Zaman Juga Butuh Tawa

Hari ini, ketika kita mendalami mimpi-mimpi Muhammad Qasim, kita sedang menapaki jalan panjang perjuangan ruhani: menghadapi badai fitnah, kesalahpahaman, dan penolakan dari umat sendiri. Dalam salah satu mimpinya yang mengguncang jiwa, MQ mendengar suara Allah:

“Qasim! Mimpi-mimpi yang Aku tunjukkan kepadamu diciptakan oleh-Ku. Bahkan jika setan, jin, dan manusia bersatu, mereka tidak akan mampu menciptakan mimpi seperti itu.
(Mimpi Muhammad Qasim – 20 September 2015)

Baca Juga:  Mengenal Sosok Muhammad Qasim dari Keakrabannya bersama Ketua GAZA dan Sahabat-Sahabatnya

Mimpi ini sangat dalam—tapi juga berat. Membawa amanat langit bukanlah hal ringan. Di sinilah pelajaran dari Nu’aiman menjadi lentera:
Bahwa di tengah perjuangan berat, tetaplah bawa kelembutan. Tetap tersenyum. Tetap bercanda. Tetap sayang saudara seperjuangan, meski kadang mereka usil, lucu, bahkan menyebalkan.

Canda yang Menyatukan, Bukan Memecah

Para sahabat Nabi tidak pernah membunuh cinta karena kesalahan kecil. Mereka tertawa bersama, bahkan saat lelah, lapar, dan diuji dalam dakwah.

Bayangkan, betapa kerasnya medan perjuangan yang dialami Muhammad Qasim dalam mimpinya:
– Melihat kehancuran dunia Islam
– Dikhianati oleh pemimpin umat
– Disiksa oleh pasukan gelap
– Diuji dengan kesendirian dan keraguan umat sendiri.

Namun tetap dalam banyak mimpinya, Allahﷻ berkata: “Jangan putus asa, Qasim.

Seperti itulah Nu’aiman bagi Suwaibith dan Rasulullah ﷺ. Ia membawa ringan di antara beban.
Dan hari ini, kita juga butuh Nu’aiman-Nu’aiman: mereka yang membuat kita tertawa di sela-sela perjuangan menegakkan mimpi ilahi.

Ulama Besar Bicara tentang Tawa dan Ruhaniyah

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa canda yang tidak berlebihan, dan tidak berdusta, adalah bumbu ruhani yang menjaga hati dari kekakuan.

Baca Juga:  Safari Dakwah Mimpi Muhammad Qasim kepada Imam Besar Masjid Sukomoro

Imam Nawawi dalam Al-Adzkar menulis bahwa Rasulullah ﷺ sendiri bercanda, namun tidak pernah berdusta. Dan tawa beliau adalah cermin kelapangan hati para nabi.

Imam Ibn Qayyim menyebut:
Hati manusia tidak akan kuat menanggung beban terus menerus tanpa hiburan yang halal. Maka sesekali tawa yang murni dari kasih adalah obat bagi jiwa.
Mari Tertawa Bersama Langit.

Wahai para pejuang akhir zaman…
Wahai para pembela mimpi Muhammad Qasim…
Jangan mudah tersinggung. Jangan hancurkan ukhuwah karena candaan.
Belajarlah dari Rasulullah ﷺ yang tertawa dengan Nu’aiman.
Belajarlah dari Suwaibith yang lapang dada.
Belajarlah dari Allah ﷻ yang membesarkan hati Qasim dengan kalimat cinta.

Karena perjuangan ini bukan tentang menjadi paling benar,
Tapi tentang tetap saling mencintai di tengah beban amanat langit.

Dan jika kau menemukan NU’AIMAN ,di antara saudara seperjuanganmu…
Jangan jauhi dia.
Peluklah ia.
Karena mungkin, tawanya adalah pelipur dalam lelahmu.

Mimpi itu dari Allahﷻ tapi yang menghidupkannya adalah kita-dengan tawa, cinta, dan kesetiaan dalam perjuangan.

By :Zk

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Enjoy this blog? Please spread the word :)

Scroll to Top