Sosok Al Mahdi yang di nanti dan di tunggu-tunggu oleh umat, kerap kali menjadi objek kontroversi. Walaupun sejatinya baginda nabi saw sendiri, kurang lebih 1400 tahun lalu telah mengabarkan tentang sosok Al-mahdi tersebut.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa awal mula munculnya Al-mahdi yaitu setelah terjadinya pembaiatan di makkah dekat ka’bah. Sedangkan sebelum pembaiatan terjadi, Al-mahdi adalah sosok yang di rahasiakan. Benarkah demikian?
Banyak hadist yang menjelaskan tentang ciri-ciri Al-mahdi itu sendiri, baik dari segi ciri fisik, tempat, ataupun nama dan juga fenomena alam, Yakni kejadian-kejadian alam yang mengiringi kemunculan Al-mahdi sebagai tanda. Hal ini jelas, menjadi isyarat bahwa sosok Al-mahdi, sebenarnya tidaklah di rahasiakan. Jika saja Al-mahdi di rahasiakan, tentu baginda nabi saw tidak mengabarkan tentang ciri-ciri ataupun tanda-tanda sosok Al-mahdi.
Adapun pembaiatan Al-mahdi di makkah sebagai tanda kemunculannya, tentu anggapan tersebut adalah benar. Namun kemunculan tersebut, Tentunya dalam konteks Al-mahdi sebagai pemimpin atau sebagai khalifah bagi kaum muslim.
Jika kita mau jujur dan menganggap pembaiatan sebagai tanda munculnya Al-mahdi, Lantas apa bedanya antara Tanda pembaiatan dengan tanda-tanda lainnya seperti gempa, perselisihan dan ciri-ciri Al-mahdi, baik fisik, nama ataupun tempat?.
Baginda nabi saw mengabarkan tentang nama Al-mahdi, Ini menunjukkan bahwa nama Al-mahdi dapat di ketahui. Begitu juga baginda nabi saw mengabarkan tentang tempat Al-mahdi, Ini menunjukkan bahwa tempat Al-mahdi dapat di ketahui. Juga baginda nabi saw mengabarkan tentang ciri fisik Al-mahdi, Ini menunjukkan bahwa ciri fisik Al-mahdi dapat di ketahui pula. Terakhir baginda nabi mengabarkan tentang fenomena alam atau kejadian-kejadian alam yang menimpa manusia sebagai tanda yang mengiringi kemunculan Al-mahdi, Inipun menunjukkan bahwa fenomena alam tersebut dapat di ketahui.
Anggapan yang menyatakan “Pembaiatan” sebagai tanda munculnya sosok Al-mahdi, itu adalah benar. Namun bukan berarti sosok Al-mahdi sebelum di baiat, keberadaannya itu di rahasiakan. Sebab, bagaimana mungkin orang-orang dari penduduk makkah tahu sosok Al-mahdi ketika hendak di baiat pada waktunya nanti, jika sosok Al-mahdi sendiri dirahasiakan. Padahal -seperti di kutip dalam sebuah hadist- baginda nabi saw mengabarkan:
ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻗَﺎﻝَ: ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺍﺧْﺘِﻼَﻑٌ ﻋِﻨْﺪَ ﻣَﻮْﺕِ ﺧَﻠِﻴﻔَﺔٍ ﻓَﻴَﺨْﺮُﺝُ ﺭَﺟُﻞٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ﻫَﺎﺭِﺑًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻜَّﺔَ ﻓَﻴَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻧَﺎﺱٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﻣَﻜَّﺔَ ﻓَﻴُﺨْﺮِﺟُﻮﻧَﻪُ ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺎﺭِﻩٌ ﻓَﻴُﺒَﺎﻳِﻌُﻮﻧَﻪُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺮُّﻛْﻦِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻘَﺎﻡِ
Dari Nabi shallallahu alaihi wassalam beliau bersabda, “Akan ada perselisihan pada saat matinya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk kota Madinah berlari menuju Makkah. Orang-orang dari penduduk Makkah mendatanginya, lalu mereka mengeluarkan laki-laki itu sedang laki-laki itu membencinya. Kemudian mereka membaiat laki-laki itu di antara rukun[Yamani] dan Maqam[Ibrahim],…
(HR Abu Dawud, Sunan Abu Dawud , kitab al-Mahdi, juz 4/175 no 4288; Musnad Ahmad , 6/316 no 26731; at-Thabarani, al-Mu’jam al-Ausath , no 1153; Shahih Ibnu Hibban , 15/160 no 6757; Musnad Abu Ya’la, 12/369 no 6940; al-Hakim, al-Mustadrak , juz 4 no 8328).
Kutipan redaksi hadist tersebut menyebutkan tentang orang-orang dari penduduk makkah yang mendatangi Al-mahdi dengan maksud untuk membaiatnya, ini artinya penduduk makkah pada saat itu, telah mengetahui sosok Al-mahdi tersebut. Dan hal ini menunjukkan bahwa Al-mahdi tidaklah di rahasiakan.
Dari pemaparan tersebut, Menjadi jelas bahwa Al-mahdi sebelum di baiat, tidaklah di rahasiakan. akan tetapi dapat di ketahui oleh semua orang termasuk kita, dan hal tersebut sangat jelas dan nampak bagi orang-orang yang di kehendaki oleh Allah swt.