Translate :

Home / Uncategorized

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 20:03 WIB

Pendapat Sebagian Kalangan Mimpi Bukanlah Sumber Hukum Dalam Islam

Sebagian kalangan beranggapan, bahwa mimpi tidak layak di jadikan petunjuk. Lebih jauh lagi mimpi sangat sulit untuk diterima sebagai sebuah kebenaran, sebab mimpi bukanlah sumber hukum dalam islam. Dan tentunya dengan alasan tersebutlah hingga akhirnya menjadikan mimpi tidak diterima serta diabaikan bahkan terkesan ditolak. Lantas benarkah pandangan dan alasan tersebut?

Allahﷻ berfirman:

ﻭَﻣَﺎ ﺁﺗَﺎﻛُﻢُ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻓَﺨُﺬُﻭﻩُ ﻭَﻣَﺎ ﻧَﻬَﺎﻛُﻢْ ﻋَﻨْﻪُ
ﻓَﺎﻧْﺘَﻬُﻮﺍ

Apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.(Al-Hasyr: 7)

Merujuk kepada tafsir Ibnu Katsir, maksud dari ayat tersebut yaitu apa pun yang diperintahkan oleh Rasulﷺ kepada kalian, maka kerjakanlah. Dan apa pun yang dilarang olehnya, maka tinggalkanlah. Karena sesungguhnya yang diperintahkan oleh Rasulﷺ itu hanyalah kebaikan semata, dan sesungguhnya yang dilarang olehnya hanyalah keburukan semata.

Masih di dalam tafsir Ibnu Katsir, mengenai ayat tersebut, ada sebuah kisah menarik dan cukup relevan dengan realita yang terjadi saat ini, kisah tersebut menceritakan tentang seorang wanita yang datang kepada Ibnu Mas’ud r.a dengan berkata, “Telah sampai kepadaku bahwa engkau melarang wanita yang bertato dan yang menyambung rambutnya, apakah itu berdasarkan sesuatu yang kamu jumpai dari Kitabullah ataukah dari Rasulullahﷺ?”

Ibnu Mas’ud menjawab, “Benar ada sesuatu yang aku jumpai di dalam Kitabullah dan juga dari Rasulullahﷺ. yang melarangnya.”

Baca Juga:  Ketika Pena Diangkat Dan Mushaf Menjadi Lembaran Kertas Kosong

Wanita tersebut bertanya kembali, “Demi Allah, sesungguhnya aku telah membaca semua yang ada di dalam mushaf, ternyata aku tidak menemukan apa yang engkau katakan itu di dalamnya.”

Ibnu Mas’ud menjawab, “Apakah kamu tidak menjumpai di dalamnya ayat berikut? Yaitu firman-Nya: “Apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah”.(Al-Hasyr: 7)

Wanita tersebut menjawab, “Benar aku menjumpainya.” Lalu Ibnu Mas’ud berkata, bahwa sesungguhnya ia pernah mendengar Rasulullahﷺ. melarang wanita menyambung rambutnya, bertato, dan mencukur alisnya.

Kisah yang relevan dengan realita saat ini. Sebagian kalangan beranggapan, bahwa mimpi tidak layak di jadikan petunjuk. Lebih jauh lagi mimpi sangat sulit untuk diterima sebagai sebuah kebenaran, sebab mimpi bukanlah sumber hukum dalam islam. Dan tentunya dengan alasan tersebutlah hingga akhirnya menjadikan mimpi tidak diterima serta diabaikan bahkan terkesan ditolak.

Tidak menerima mimpi dengan Alasan bukan sumber hukum dalam islam, merupakan anggapan yang keliru, sebab persoalan mimpi merupakan persoalan tentang sesuatu yang telah disebutkan oleh As-sunnah. Sementara persoalan sumber hukum dalam islam merupakan persoalan tentang sumber refherensi(metode) penggalian hukum dalam islam.

Dua persoalan yang berbeda di dudukkan dalam satu kedudukan yang sama, tentu saja hal ini sangat keliru. Tidak jauh berbeda dengan kisah di atas layaknya perkataan seorang wanita yang mengatakan, “Demi Allah, sesungguhnya aku telah membaca semua yang ada di dalam mushaf, ternyata aku tidak menemukan apa yang engkau katakan itu di dalamnya.”

Baca Juga:  Kesalahan Argumentasi Uzma

Telah kita fahami bersama bahwa sumber hukum dalam islam hanyalah empat yaitu Al-qur’an, As-sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Sedangkan mimpi merupakan sesuatu yang telah disebutkan oleh As-sunnah. Oleh karena demikian, menerima mimpi berarti sama dengan telah berpegang kepada As-sunnah itu sendiri yang menjadi bagian dari sumber hukum dalam islam.

Mari kita renungkan bersama terkait firman Allahﷻ:

“Apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah”.(Al-Hasyr: 7)

Sementara baginda Nabiﷺ bersabda:

“Jika zaman semakin mendekat, mimpi seorang mukmin nyaris tidak bohong, dan mimpi seorang mukmin adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian, dan apa yang berasal dari kenabian tentu tidaklah bohong”.(Sahih Bukhari. 6499)

Penutup, Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allahﷻ serta semoga kita senantiasa dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah terdahulu sekaligus mampu mencontoh sikap Ibnu Mas’ud r.a dalam mendudukan suatu perkara pada tempatnya. Wallahu A’lam

Penulis: Hanafi

Baca Juga

Uncategorized

Kunjungan PJMI ke Kampung Akhir Zaman Ciater Subang

Uncategorized

Ada Malaikat Bersama Majelis Gaza

Uncategorized

Menguak Rahasia Ghazwatul Al Hind

Uncategorized

Islam Terpecah! Salah Satu Sebabnya Yaitu Orang-Orang Terpelajar

Uncategorized

Helper “Nahnu Ansharullah Adalah Para Penolong Agama Allahﷻ

Uncategorized

LPPI Tabayyunlah Soal MQ Ke Dialog Terbuka Di Dewan Dakwah Pagi Ini

Uncategorized

Petunjuk Al Mahdi Hanya Melalui Mimpi–Mimpi Muhammad Qasim

Daily Gaza

Penyerahan Buku Mimpi Muhammad Qasim kepada Ustadz Puji Pekalongan