Mengenali persamaan bahasa wahyu pada Al Qur’an dengan mimpi Muhammad Qasim.
Bagaimana mengenali bahasa wahyu? Benarkah mimpi-mimpi Muhammad Qasim mengandung bahasa wahyu yang sama dengan Al-Qur’an ?
Sebagai umat muslim, kita biasa membaca Al-Qur’an dan hadis beserta terjemahannya. Seumur hidup kita sebagai seorang muslim, tentunya kita sudah berulang kali membaca atau mengkaji kitab atau pun mendengarkan kajian kitab. Bahasa Al-Qur’an yang diulang-ulang tersebut merasuk dalam sanubari kita, yang kita hafal dalam ingatan kita. Bahasa Al-Qur’an adalah bahasa wahyu yang bersumber dari Allah, yang memiliki bahasa yang jelas, lugas, singkat dan mudah dipahami. Demikian juga yang penulis rasakan ketika mendengar berita mimpi-mimpi dari Muhammad Qasim bin Abdul Karim, penulis merasa familiar. Saya menyebutnya bahasa wahyu. Bahwa kalimat-kalimat dalam mimpi Muhammad Qasim berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah Rabb semesta alam. Apa saja yang terasa sama? Berikut ini pembahasannya.
1. Tata Bahasa
Tata bahasa dalam Al-Qur’an sangat jelas, lugas, singkat dan mudah dipahami. Begitu juga tata bahasa dalam mimpi Muhammad Qasim. Jika manusia yang mengarang itu, pasti akan membutuhkan lebih banyak kalimat untuk mendeskripsikan suatu kejadian yang hendak diceritakan atau disampaikan agar dapat dipahami orang-orang. Namun mimpi Muhammad Qasim berisikan tata bahasa yang sama dengan bahasa Al-Qur’an. Susunan kata bersifat teratur, singkat, jelas dan mudah dipahami. Bahasa wahyu yang khas.
2. Metode Mendidik
Allah ﷻ dalam mendidik hamba-hamba utusan-Nya seringkali memberi pendidikan dengan kelembutan, kasih sayang, sembari meneguhkan kesabaran dan harapan. Dalam Al-Qur’an familiar dengan kalimat,
Katakanlah (Muhammad), “Tunggulah! Sesungguhnya aku pun termasuk orang yang sedang menunggu bersama kamu”.
Allah memerintahkan Rasulullah Muhammadﷺ mengatakan demikian saat kaumnya mengolok-olok dan mendustakan nya
Dalam mimpi Muhammad Qasim,
Katakan, “Tunggulah, sesungguhnya kami juga menunggu”.
Muhammad Qasim pun mengalami hal serupa dengan Nabi Muhammad ﷺ, bahwa ia mengalami banyak penolakan, tuduhan-tuduhan dan ejekan dari manusia.
Dan Allah meneguhkan pendiriannya. Berikut kutipan dalam isi mimpi Muhammad Qasim
Kapanpun aku mulai putus asa, maka Allahﷻ atau Nabi Terakhir Muhammadﷺ akan datang ke dalam mimpiku dan berkata, “Qasim, jangan berputus asa dari Rahmat Allahﷻ”. “Qasim! Bersabarlah! Allahﷻ tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang sabar dan Allahﷻ adalah perencana terbaik.”
Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ seringkali menyandingkan suatu perintah dengan kalimat berikutnya disertai ganjaran dari hal tersebut. Misalnya Allah menyuruhnya bersabar, kemudian disambung kalimat berikutnya berupa ganjaran pahala dari kesabaran. Hal ini menunjukkan kemahatahuan Allah ﷻ sebagai Rabb yang mengetahui hikmah di balik perintah-Nya. Dan juga sebagai Rabb yang paling tahu hadiah yang telah Dia persiapkan untuk hamba-Nya atas perintah-Nya. Inilah merupakan kesamaan sifat-sifat kalimat yang bersumber dari Allah ﷻ.
Allah menyuruh mubahalah bagi orang-orang yang tidak mempercayai utusan-utusan-Nya dalam Al-Qur’an. Begitu juga dalam mimpi Muhammad Qasim.
Allah bahkan bersumpah dengan nama diri-Nya sendiri,
“Qasim, jika Aku tidak memenuhi janji-Ku kepada mu, maka Aku bukanlah Rabb semesta alam”.
Itu adalah kalimat berat yang kemungkinan manusia pun tidak berani mengatakan demikian. Apabila ada manusia yang berkata seperti itu padahal ia berdusta, pastilah sudah Allah timpakan azab kepadanya dan Allah tak akan membantunya. Tapi apa yang kita lihat pada Muhammad Qasim sampai hari ini? Beliau masih selamat tak kurang suatu apapun. Justru mimpi-mimpinya semakin menjadi kenyataan terus-menerus. Allah membantunya. Berita mimpinya semakin tersebar dan semakin banyak orang yang mempercayainya. Meski banyak juga yang menolak, tetapi hal ini tidak menyebabkan para pendukungnya berkurang, malah justru semakin bertambah banyak.
Menarik memang untuk mengulas bahasa wahyu dalam setiap mimpi Muhammad Qasim, banyak sekali bahkan hampir setiap mimpinya jika kita mengkaji nya secara ilmiah dengan Al-Quran dan hadis tentu banyak sekali kita dapati bukti kesamaan sumber bahasa yaitu dari Allah ﷻ.
Lantas, bagaimana pendapat anda, jika telah kita dapati berita tentang mimpi Muhammad Qasim, dan itu benar datangnya dari Allah, dimana dalam mimpi-mimpinya banyak petunjuk mengarah kalau Muhammad Qasim takdirnya adalah akan menjadi Imam Mahdi. Masihkah kita semua menyepelekan berita besar ini? Muhammad Qasim tidak mengaku dia adalah al-Mahdi. Nampak jelas ketidaksukaannya saat ia disebut-sebut al-Mahdi ketika siaran langsung melalui Zoom yang dipimpin oleh ketua Gaza pada Oktober 2021 lalu.
Telah berlaku pula semua tanda-tanda kiamat. Saudi Arabia telah westernisasi, jazirah Arab telah menghijau, Tiberias mengering, kezhaliman terhadap umat muslim semakin menjadi-jadi dimana-mana, berita geopolitik pun sudah mewanti-wanti akan pecahnya perang Dunia ke-3. Lantas jika datang petunjuk dari Allah ke hadapan kita, sungguh tidak ada yang lebih berharga daripada itu.
Penulis: Indah Bintan Kamilah Khalid (Helper MQ)