Semua orang mendapatkan kesempatan islah dari Allahﷻ. Bukan hanya Al Mahdi yang mendapatkan kesempatan itu. Karena setiap manusia pernah melakukan dosa besar, salah satunya dosa syirik. Tapi Allahﷻ berhak memberikan petunjuk dan hidayah bagi siapa saja yang di kehendaki. Sehingga ketika manusia bertaubat dan menghindari dosa,atas Rahmat Allahﷻ manusia tersebut di islah. Lalu apa arti islah?
Islah adalah suatu term yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadis rasulullahﷺ. Islah berasal dari kata Ashlaha-yushlihu-ishlahan, yang artinya perbaikan, keselamatan dan perdamaian. Islah menurut al-Qur’an adalah orang yang senatiasa membaca al-Qur’an, zikir dan shalat di waktu malam yang tenang. Melaksanakan islah adalah melakukan perbuatan yang baik dengan cara dan keadaan tenang yang dapat memberi manfaat pada dirinya dan orang lain. Seperti keadaan seseorang mengerjakan shalat malam, adalah suatu islah yang sangat bermanfaat kepada dirinya dan memberi kebaikan kepada orang lain, karena dapat mencegah perbuatan mungkar dan memberikan kebaikan untuk keselamatan dan perdamaian. Maka sesuatu dapat dipandang sebagai islah jika ia berfungsi mendatangkan nilai manfaat. Sebaliknya, perbuatan yang menimbulkan mudarat, tidak dinamakan islah. Dengan demikian, tolok ukur suatu amal baik atau tidak adalah terletak pada nilai manfaat atau mudarat yang dikandungnya.
Proses ini juga yang InsyaAllah akan di alami oleh Al Mahdi. Dia mendapatkan kesempatan taubat dan InsyaAllah nantinya dosa-dosa itu di ampuni. Amalan ibadah bertambah dan meningkat ketika seseorang baru mulai bertaubat. Akan ada moment dimana seorang pendosa mendapatkan hidayah di satu waktu. Kesempatan ini bisa terjadi kapan saja dan pemicunya bisa apa saja, yang mana hak mutlak keputusan ada di tangan Allahﷻ.
Sebagai contoh saat peristiwa 7 Oktober, banyak umat muslim yang ter-trigger pada satu momen tersebut dan kembali untuk bertaubat mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Pada moment ini ibadah semakin di tingkatkan, perubahan sikap dan sifat pun mulai tampak. Mulai dari amalan-amalan wajib hingga sunnah. Cara berpakaian turut mulai berubah, membatasi pergaulan yang tidak sehat dan mengurangi kegiatan yang sia-sia.
Hal itu terjadi karena satu pemantik di suatu moment tertentu, dapat terjadi di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja dan untuk alasan apa saja. Tidak ada karakter khusus untuk suatu hidayah. Allahﷻ memberikan petunjuk pada siapa saja yang Ia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Ia kehendaki.
Demikian pula Al Mahdi ketika akan di islah. Ia akan mendapati sebuah moment tertentu yang menjadi trigger baginya untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Meningkatkan intensitas ibadah. Rasa tanggung jawab dan kemampuan untuk bersikap jadi pribadi yang lebih baik lagi akan terpicu dengan sendirinya. Karena moment di satu waktu tersebut yang entah apa pemicunya menjadikan sosok Al Mahdi memiliki perubahan yang sangat signifikan dan drastis.
Ini juga berlaku pada banyak orang,terutama bagi para pendosa yang bertaubat dengan usaha yang sungguh-sungguh. Perubahan drastis kepribadian menjadi lebih baik dalam hidupnya akan sangat dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya. Semakin besar rasa bersalah dan pengakuan akan banyaknya dosa-dosa yang pernah di lakukan oleh orang tersebut, semakin signifikan perubahan prilakunya.
Maka kesimpulannya baik Al Mahdi ataupun orang biasa, bisa mengalami hal yang sama. Di islah pada satu moment yang mana Allahﷻ memperbaiki keadaan dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“Al Mahdi adalah dari golongan kami, ahli bait. Allah akan mengishlahnya hanya dalam satu malam”. (HR. Ahmad: 2:58, Ibnu Majah: 2:1367).
Penulis: ukhty Ai