Pembaiatan Imam Mahdi memang harus di lakukan pemaksaan terhadap yang di beri petunjuk.Sebagaimana yang di ketahui kandidat sebagai Al Mahdi yang paling sesuai hadits adalah Muhammad Qasim bin Abdul Karim pemuda dari Lahore Pakistan.
Dia adalah pemuda keturunan Nabi Muhammad dari jalur Hasan yang sudah di beri mimpi petunjuk sebagai pelengkap hadits tentang akhir zaman.
Jika dilihat dari sudut bai’at, maka Muhammad Qasim dalam haditsnya jelas bahwa Nabi Muhammadﷺ menyatakan bahwa saat pembai’atan Imam Mahdi harus di lakukan pemaksaan.Hal ini mengisyaratkan perjalanan Al Mahdi (Muhammad Qasim) fase kedua. Fase pertama adalah
penyebaran mimpi. Lalu Fase ketiga adalah fase menghadapi pembebasan Jazirah Arab dan Malhamah Kubro, atau setelah terjadi pembai’atan.
Jadi dari mulai fase awal sampai fase terjadinya pembai’atan, Muhammad Qasim
mamang harus dipaksa. Ketika membaca hadits tentang pembai’atan Al Mahdi memang tergambar seseorang yang membai’at sampai mau memukulnya.
..“Dan sehingga kaburlah seorang dari mereka dan mendatangi lokasi antara Rukun dan Maqam. Maka ia bai’at padahal ia tidak suka. Dikatakan kepadanya: ”Jika kamu menolak kami akan pukul tengkukmu (tebas lehermu)”. Ia dibai’at oleh sejumlah Ahli Badar. Mereka disukai
oleh penghuni langit dan penghuni bumi”. (Al-ustadrak ‘alash-shahihain lil-Hakim).
Diki Candra mengatakan ketika mengenal Muhammad Qasim sangat yakin bahwa inilah Al Mahdi yang sesungguhnya. Setelah mengenalnya,ternyata semua hal baik yang menyangkut apapun, Muhammad Qasim memang harus dipaksa. Sangat jelas dalam mimpinya bagaimana Allah selalu terkesan memaksa Muhammad Qasim. Ia memaksa untuk keluar dari kegelapan, memaksa untuk kembali ke jalan yang Allahﷻ kehendaki.
Hal ini sesuai dengan hadits Abu Dawud;
“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allahﷻ akan memanjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku..”.
Ini karena Al Mahdi mudah lalai dan tergoda,sehingga mengabaikan tugasnya. setelah dipaksa baru Al Mahdi melanjutkan pekerjaannya.
Ada satu mimpi yang tidak disampaikan kepada publik, yaitu ketika kang Diki (panggilan Raden Diki Candra Purnama)
diskusi langsung dengan Muhammad Qasim. Dalam mimpinya Muhammad Qasim ke Makkah sampai 3 kali. Dan yang menarik salah satu mimpinya ketika Muhammad Qasim berangkat ke Makkah dan Madinah juga dipaksa oleh seseorang untuk berangkat ke Arab Saudi.Jadi sepertinya proses pembai’atan tersebut terjadi setelah tiga kali perjalanan Muhammad Qasim ke Makkah.
Keadaan negara Pakistan yang tidak lagi bersahabat dan adanya berbagai peristiwa saat ini menunjukkan Muhammad Qasim nanti akan dipaksa untuk kberangkat ke negara damai (antara Indonesia dan Malaysia). Jika di tarik mundur ke belakang sepertinya hidupnya memang untuk menjalankan tugas yang di amanahkan tersebut memang harus dipaksa. Sepertinya memang Muhammad Qasim memang tidak ada keinginan menerima tugas tersebut dari Allahﷻ. Jika ada pilihan untuk menolak sepertinya Muhammad Qasim akan menolak tugas tersebut.
Kepada Kang Diki sudah ada belasan orang mengaku Imam Mahdi. Menerima dan semangat menerima tugas sebagai Imam Mahdi. Bahkan menyampaikan kepada kang Diki bahwa merekalah Imam Mahdi, bukan
Muhammad Qasim.
Berbeda dengan Muhammad Qasim,yang memiliki ciri khas sebagai satu simbol yang sesuai dengan hadits,dialah Al Mahdi yang sesungguhnya.Al Mahdi maupun para pengikutnya bukanlah orang-orang berambisi. Tetapi semua adalah orang-orang dipaksa dengan keadaan. Hampir semua orang yang ada di tanah uzlah dipaksa oleh keadaan untuk uzlah. Dan salah satu ciri Imam Mahdi yang benar adalah orang yang hidupnya selalu dipaksa. Dalam arti orang yang tidak punya ambisi sama sekali menjadi pemimpin, apalagi menjadi Imam Mahdi.
Ada satu hadits yang bunyinya adalah:
“Sehingga datanglah suatu kaum dari arah Timur yang membawa Panji-panji hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya, lalu mereka berjuang dan menang, lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerimanya sehingga mereka
menyerahkan kepemimpinan itu kepada salah seorang lelaki dari ahli keluargaku. Dia lalu memenuhinya dengan berbuat adil, seperti sebelumnya yang dipenuhi dengan kezaliman…”. (Al-
Hakim & Ibnu Majah)
Ada yang menafsirkan hal itu adalah meminta kebaikan kepada Al Mahdi atas
sebuah peristiwa. Sepertinya memang benar,bahwa Putra Bani Tamim meminta kebaikan kepada Al Mahdi. Meminta kebijaksanaan atas perilakunya.
Jadi urutannya adalah kemunculan Bani Tamim terlebih dulu,kemudian dia meminta kebaikan lalu tidak diberikan. Akhirnya Bani Tamim itu berjuang sendiri.Artinya tidak bersama-sama al Mahdi,Namun justru Bani Tamim berhasil dalam perjuangan. Baru proses pembaiatan.
Dalam mimpi Muhammad Qasim pun dia (Muhammad Qasim) tidak menyadari bahwa dia sedang tertutup topeng Dajjal,lalu dia disadarkan dan diingatkan oleh temannya.Hal ini sangat sesuai dan sejalan dengan mimpi Muhammad Qasim yang sudah di bagikan sendiri.